KOMPAS.com — Pembukaan Pendaftaran Penerimaan Siswa Didik Baru ( PPDB) 2019 jalur zonasi Provinsi DKI Jakarta, Senin (24/6/2019), mendapat sambutan antusias banyak orangtua dan calon siswa.
Meski sistem PPDB Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta baru dibuka pukul 08.00 WIB, banyak orangtua sudah mengantre sejak pukul 05.00 WIB. Salah satu antrean membeludak terjadi di SMAN 78 Jakarta di wilayah Kemanggisan, Jakarta Barat.
"Saya datang jam 06,00 kurang 5 menit dan orang sudah ramai. Ada orangtua berinisastif mendata sesuai jadwal kehadiran. Saat kami mulai jam 07.00 sudah ada 270 orang. Daftar terus berlanjut dan antrean mengular," kata Wakil Kepala Sekolah SMAN 78 Zainudin kepada Kompas.com.
"Saya apresiasi masyarakat yang masih memersepsikan SMAN 78 sebagai sekolah favorit walau sebenarnya pemerintah mencoba menghapus hal itu. Saya sudah menyarankan orangtua untuk mendaftar ke sekolah terdekat, tetapi mereka tetap ingin ke (SMAN) 78," ujar Zainudin.
Ia menambahkan, "Kalau itu sudah menjadi pilihan dan keinginan orangtua, ya pihak sekolah tidak bisa melarang atau mencegah mereka untuk mendaftar ke sini."
Baca juga: PPDB DKI Gabungkan Zonasi dan Nilai UN, Begini Kata Orangtua Siswa
Ditemui Kompas.com, Iis Maryana yang mengantarkan anaknya, Ike, dari SMPN 40 masih melihat SMAN 78 sebagai sekolah favorit yang layak untuk coba diperjuangkan.
"Ga deket banget tapi transportasi lebih gampang," ujar Iis Maryana yang rela datang sejak pukul 06.00 kurang dan sudah mendapat nomor antrean 111. Hal senada ditegaskan Ike, "Sekolahnya bagus biar cita-citanya tercapai. Biar masuk PTN-nya gampang."
Irma yang datang mengantar putrinya, Isati, dari SMP Darul Qur'an berkomentar, "Tetap cari yang terbaiklah untuk anak."
Tomo yang datang bersama putrinya, Citra, dari SMP Al-Azhar sebenarnya tidak terlalu memikirkan soal sekolah favorit. "Sebenarnya saya tidak terlalu memikirkan soal SMA favorit atau tidak karena saya sendiri bukan dari SMA favorit."
Menurutnya, pendidikan tergantung dari motivasi belajar setiap anak. Sebagai orangtua ia hanya memberikan dukungan atas pilihan sekolah anak. "Terdekat ketiga dari rumah, tapi anaknya milih sekolah di sini. Bagaimana anaknya saja. Yang penting dia senang menjalani sekolahnya nanti."
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan