Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
INVESTASI

Jangan Terlilit Forex Bodong, Ada Sekolahnya!

Kompas.com - 03/07/2019, 12:20 WIB
M Latief

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Penipuan atas nama bisnis investasi masih menorehkan catatan buruk, termasuk investasi Forex. Masih ingat kasus heboh dialami artis nasional Kevin Aprilio yang harus menanggung kerugian dalam bisnis investasi Forex hingga Rp 17 miliar?

Sebetulnya, apa yang salah dalam bisnis investasi Forex? Inilah yang dipaparkan oleh Hans Herwin, pendiri SDFX atau sekolahdasarforex.com. Hans bilang, kebanyakan investor tertipu lantaran tidak memahami pasar keuangan. Lebih para lagi, mereka "menitipkan" uangnya ke perusahaan dengan dasar iming-iming keuntungan besar.

"Tapi, lebih dari itu, penyebab utamanya karena rendahnya literasi keuangan di Indonesia. Ini salah satu penyebab maraknya investasi bodong di pasar keuangan. Padahal, kalau memahami pasar keuangan, risiko penipuan bisa dihindari," kata Hans, Rabu (3/7/2019).

Hans menuturkan, literasi keuangan penduduk Indonesia hanya sekitar 4 persen. Ini yang menyebabkan banyak orang terjebak dalam investasi bodong.

Dia menambahkan, investasi Forex sebenarnya memiliki potensi keuntungan menggiurkan, tapi banyak orang tidak paham cara kerja dan triknya sehingga malah mengalami kerugian.

"Sama seperti investasi lainnya, Forex juga punya risiko, tapi dengan pemahaman yang benar, risiko tersebut bisa dikendalikan melalui teknik Money Management," ujar Hans. 

Untuk itulah, Syahrir, Head Master SDFX, menimpali bahwa ada beberapa ciri dari investasi Forex yang tidak aman, yaitu jika investasi tersebut menjanjikan jaminan fixed income dengan iming-iming profit tanpa risiko.

"Kedua, ada dana yang ditahan pada periode tertentu. Forex itu dapat sangat menguntungkan selama mau belajar di tempat yang benar sehingga menghasilkan konsistensi meraih untung. Saran saya, kalau lihat promosi dan klaim seperti itu, Anda harus hati-hati," tambah Syahrir.

Pasar forex di Indonesia, lanjut Syahrir, cukup tertinggal dibanding pasar Forex di sejumlah negara maju. Literasi pasar keuangan yang rendah menjadi salah satu kendala, termasuk sosialiasi dari pemerintah yang minim.

"Sejak beberapa waktu lalu mendirikan sekolah forex ini tekad kami adalah memberikan edukasi yang baik kepada masyarakat tentang Forex. Mementori peserta didik agar mahir berbisnis Forex,"tutur Syahrir.

Menurut Syahrir, besarnya keinginan meraup keuntungan di bisnis Forex harus diiringi ilmu yang cukup. Investor harus memahami dahulu, baru terjun baik sebagai pelaku (trading mandiri) atau investor. Untuk itu, lembaga yang ia dirikan ini tidak ingin mengimingi-imingi profit besar dan bombastis, tapi fokus pada jalur edukasi.

"Intinya, tidak menawarkan bisnis Money Game (Ponzi Scam), tidak mengelola atau menerima atau menghimpun dana masyarakat. Ini poin terpenting dan ciri-ciri utama investasi bodong. Kami ajarrkan cara profit konsisten 5-50 persen setiap bulan oleh master coach dengan track record yang teruji," kata Syahrir. 

Rencananya, tahun ini SDFX akan membuka 10 cabang pusat pelatihan investasi Forex di Indonesia. Tak sekedar pusat pelatihan dan investasi, tapi juga Fintech Education dan Enterpreneur Incubator Hub untuk mencetak pengusaha Fintech Education.

Johan Tantra, seorang siswa SDFX asal Bandung, mengatakan bahwa pendidikan yang diajarkan tentang trading Forex sangat menjawab kegalauannya sebagai trader selama ini.

"Galau, dimana hanya 5 persen trader yang sukses sedangkan sisanya 95 persen adalah trader yang gagal. Bahkan, tak sedikit yang jadi korban penipuan investasi forex bodong," kata Johan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com