“Jangan berpikir mau jadi penulis karena bisa kaya. Menulis itu harus karena kamu senang, bukan untuk mencari uang. Kalau menulis karena senang, jadinya enjoy,” imbuh Alia.
Alia menuturkan, ada orang yang merasa khawatir bahwa tulisan yang dibuatnya tidak disukai oleh orang lain, padahal itu baru asumsi dan belum tentu benar-benar terjadi. Untuk itu, teruslah menulis sesuai dengan ide dan kreativitas masing-masing.
“Kadang orang khawatir tulisannya disukai orang atau enggak. Atau karena temannya enggak suka terus berhenti. Kalau saya mending selesaikan dulu bukunya, orang lain suka atau enggak suka ya terserah. Itu yang bikin saya senang,” ungkap Alia.
Bagi Alia, ide bisa didapatkan dari mana saja dan kapan saja, misalnya saat sedang berada di suatu tempat, berbicara dengan orang lain, atau sembari mendengarkan lagu. Dia pun mengakui bahwa ide cerita yang ditulis dalam berbagai novelnya itu muncul ketika dia mendengarkan lagu dari sejumlah boyband.
“Waktu menulis novel-novel itu, lagu yang saya dengarkan ada banyak, terus bolak-balik diulang-ulang. Misalnya lagu dari Shawn Mendes, One Direction, Take That, dan Charlie Puth. Jadi inspirasi macam-macam. Keluar dengan spontan,” jelasnya mengakhiri pembicaraan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.