Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/07/2019, 21:14 WIB
Erwin Hutapea,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menunjukkan prestasi membanggakan. Kali ini Tim Aatreya Abimanyu dari Unit Aksantara ITB menjadi juara 1 Lomba Desain Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Aerofest 2019.

Lomba tingkat nasional ini merupakan kompetisi penerbangan perdana yang diselenggarakan memperingati sewindu Pusat Teknologi Penerbangan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Pustekbang Lapan) di Rumpin, Bogor, 8-9 Juli 2019.

Mengambil tema “Fly Your Humanity for Disaster”, lomba bertujuan memajukan dunia teknologi penerbangan, khususnya dalam pemanfaatan di bidang kebencanaan di Indonesia .

Peserta lomba merupakan mahasiswa dari seluruh Indonesia yang menjalani seleksi menjadi tim 10 besar. Kemudian, ke-10 tim diundang menyampaikan presentasi di kawasan Rumpin, Bogor.

Adapun tim mahasiswa ITB yang berhasil menduduki peringkat pertama itu terdiri dari Moh Alif Maarif Mabbrur (Teknik Dirgantara 2016) sebagai ketua, bersama dua anggotanya, yaitu Dimas Apeco Putra (Teknik Fisika 2016) dan Andrea Eka Putri (Teknik Dirgantara 2016).

Baca juga: Inovasi Kelas, Siswa Belajar IPA lewat Popok dan Bungkus Bekas Jajanan

Mereka menciptakan konsep UAV yang diberi nama FE-012 Flying Evacuator and Path Finder UAV karena latar belakang banyaknya kejadian bencana di Indonesia dan minimnya upaya evakuasi.

“Di Indonesia banyak terjadi bencana, terkadang proses evakuasinya terhambat. Padahal, menurut sebuah jurnal, masa kritis dari proses evakuasi adalah 72 jam pertama setelah bencana. Di golden hours ini, kemungkinan manusia untuk mampu bertahan masih sangat tinggi sehingga harusnya evakuasi paling optimal di waktu itu,” ungkap Andrea dalam keterangannya di situs resmi ITB, Jumat (26/7/2019).

Timnya mengusung konsep UAV dengan misi penanganan darurat bencana dengan tujuan meningkatkan efisiensi evakuasi bencana. Misi yang dilakukan terdiri dari evakuasi pathfinding, body searching, dan live monitoring.

Dijelaskan bahwa FE-012 memiliki tiga fitur unggulan, yaitu light detection and ranging, advanced positioning, dan thermal camera. Fitur light detection and ranging memungkinkan pesawat mampu memetakan kontur permukaan bumi.

Sementara itu, fitur advanced positioning dijalankan dengan algoritma dead reckoning and sensor fusion untuk menentukan posisi tanpa harus bergantung pada satelit GPS. Sedangkan fitur thermal camera digunakan untuk mendeteksi korban yang tertimbun.

“Hasil dari 3D mapping dapat dibaca oleh user, misal dari petugas evakuator, kemudian karena sudah mengetahui lokasinya, nanti evakuasi bisa optimal dengan mengerahkan sumber daya manusia ke wilayah yang telah dipetakan,” ujar Alif Mabbrur.

Penilaian terhadap peserta kompetisi UAV Aerofest 2019 ini dilakukan oleh para pakar di bidang penerbangan dan evakuasi bencana. Pada final lomba, juri berasal dari Lapan, TNI AU, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Ikatan Insinyur Penerbangan.

Tim Aatreya Abimanyu (kiri) dan Tim Master Jeprut dari ITB yang menjuarai Lomba Desain UAV Aerofest 2019.Dok. Pribadi Tim Aatreya Abimanyu (kiri) dan Tim Master Jeprut dari ITB yang menjuarai Lomba Desain UAV Aerofest 2019.

Tim Aatreya Abimanyu berasal dari bidang keilmuan yang berbeda, tetapi hal itu justru membuat mereka bisa bekerja sama saling melengkapi. Ketika para personel tim mengerjakan proposal sampai mempersiapkan presentasi, mereka mengaku menjalankannya dengan perasaan senang tanpa merasa dibebani.

“Kami tidak expect too much, dan tidak terlalu perlu overthink kalau misalnya gagal,” tutur Andrea.

“Ini lomba desain UAV perdana dan terbesarnya Pustekbang LAPAN, dan di masa depan akan diadakan terus rencananya, kemudian kami jadi juara 1 di kompetisi perdana itu rasanya ya melegakan,” ucap Dimas.

Dalam ajang tersebut, ITB juga mengirim perwakilan lain, yakni Tim Master Jeprut yang menduduki peringkat kedua. Adapun tim lain yang mengikuti lomba itu berasal dari Universitas Gadjah Mada, Universitas Lampung, Universitas Andalas, Universitas Udayana, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta, dan Universitas Gunadarma.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com