Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjadikan Cerpen, Komik, Meme dan Syair Daya Ungkit Literasi Siswa

Kompas.com - 28/07/2019, 12:05 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

 

KOMPAS.com - Direktorat Pembinaan SMA (PSMA) dalam "Festival Literasi Siswa (FLS) 2019" mewadahi pengembangan literasi siswa SMA dalam ranah literasi digital melalui kompetisi dan pembinaan literasi siswa yang digelar di Bogor, Jawa Barat, 26-29 Juli 2019.

Selain unjuk prestasi dalam mencipta karya seni seperti cerita pendek, syair, dan komik, Direktorat PSMA mewadahi pula lomba dan pengembangan kompetensi karya seni digital (meme, quotes, kinetic typography) dan narasi digital (vlog, komik web, instastory).

Memusatkan kegiatan di Bogor, Direktorat PSMA mengangkat 4 jenis lomba literasi meliputi: (1) Lomba Cipta Cerpen: “Caraku Mengungkapkan Cinta”,  (2) Lomba Cipta Syair +D: “Narasi Cinta untuk Negeri”, (4) Lomba Cipta Komik +D: “Warna Cinta Indonesia” dan (4) Lomba Cipta Meme: “Seberapa Kuatkah Kamu Mencinta?”

"Tambahan 'plus D' adalah upaya kami mendekatkan siswa kepada literasi melalui dunia mereka yaitu dunia digital. Sejak FLS tahun lalu, siswa sudah banyak meminta agar literasi digital dijadikan bagian dari penguatan literasi," jelas Iman Sudjudi, Dewan Juri FLS 2019 SMA.

 

Sebanyak 100 siswa dari berbagai provinsi Indonesia terpilih untuk berlomba dan mendapat pembekalan dari para maestro literasi dalam rangka penguatan literasi siswa. Mereka merupakan siswa terpilih dari 1.040 karya yang masuk sebelumnya.

Baca juga: Mendorong Generasi Milenial Jatuh Hati Lagi pada Literasi Baca

1. Komik, eksis di tantangan global

Tidak bisa dipungkiri komik merupakan salah satu media yang dekat dengan siswa meski kita masih harus berjuang keras untuk menjadikan komik Indonesia tuan rumah di negerinya sendiri.

Mendorong upaya itu, tahun ini lomba komik dalam FLS 2019 mulai menggunakan teknologi digital sebagai media lomba.

"Kita sudah banyak melihat bagaimana komik-komik luar biasa diciptakan oleh para siswa dari 'telunjuk' mereka," ujar Iman Sudjudi Dewan Juri Komik dan juga dosen FSRD Institut Teknologi Bandung.

Menariknya, kemampuan siswa dalam olah digital komik tidak hanya dikuasai siswa kota besar saja. "Justru hasil luar biasa kita temukan dari siswa di luar kota-kota besar. Jawa Barat misalnya, tidak hanya Bandung, karya-karya bagus justru datang dari siswa seperti dari Sukabumi atau Depok," cerita Iman.

Kemampuan siswa ini, tambah Iman, perlu didorong dunia industri agar siswa mampu bersaing secara global nantinya. "Untuk itu, dalam FLS kali ini kami menggandeng dunia industri komik, tidak hanya sebagai juri namun juga menjadi mentor dalam memberikan pembekalan bagi para siswa," ujarnya.

2. Cerpen, kepekaan sosial dalam cerita

Direktorat Pembinaan SMA (PSMA) dalam Festival Literasi Siswa (FLS) 2019 mewadahi pengembangan literasi siswa SMA dalam ranah literasi digital melalui kompetisi dan pembinaan literasi siswa yang digelar di Bogor, Jawa Barat, 26-29 Juli 2019.Dok. DIR PSMA Direktorat Pembinaan SMA (PSMA) dalam Festival Literasi Siswa (FLS) 2019 mewadahi pengembangan literasi siswa SMA dalam ranah literasi digital melalui kompetisi dan pembinaan literasi siswa yang digelar di Bogor, Jawa Barat, 26-29 Juli 2019.

Sinta Yudisia Wisudanti, Dewan Juri Cerpen dari Forum Lingkar Pena Jawa Timur menyampaikan minat siswa dalam menekuni pembuatan cerpen (cerita pendek) ini masih sangat besar, meski telah melewati masa keemasan di era-90'an.

"Yang menarik, karya-karta cerpen berkualitas justru banyak datang dari siswa luar Jawa. Kami mempresepsikan bisa jadi disebabkan karena paparan gadget dan media sosial di sana belum sebesar di Jawa," ungkap Sinta.

Sinta juga mengungkapkan, meski Lomba Cipta Cerpen mengangkat tema “Caraku Mengungkapkan Cinta”, kreasi yang dibuat siswa tidak hanya berkisar seputar cinta remaja saja.

"Banyak tema-tema sosial dan bahkan politik muncul, mulai soal pilpres kemarin sampai soal illegal logging muncul. Para siswa memiliki kepekaan dan kekritisan untuk menangkap masalah-masalah itu kemudian diangkat dalam bentuk cerpen yang mereka hasilkan," jelas Sinta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com