KOMPAS.com – Banyak orang yang belum tahu bahan plastik ramah lingkungan atau biodegradable bisa didapatkan dengan mudah di lingkungan sekitar kita.
Terkait hal itu, tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Teknik Universitas Jember (Unej) memberikan pelatihan pembuatan plastik ramah lingkungan berbahan bonggol jagung kepada ibu-ibu warga Desa Dawuhan Mangli, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember.
Mereka memilih bonggol jagung karena dinilai mempunyai kandungan pati tinggi tetapi masih jarang dimanfaatkan masyarakat. Dalam pengamatan selama ini, bonggol jagung paling sering digunakan untuk bahan campuran pakan ternak saja.
"Kami berempat kemudian berpikir mengapa tidak menjadikan bonggol jagung sebagai bahan pembuatan plastik ramah lingkungan, selain bahannya banyak tersedia, pembuatannya pun relatif mudah bahkan ibu rumah tangga pun bisa membuatnya,” ucap ketua tim Ari Susanti dalam keterangan di laman resmi Unej.
Dosen Program Studi Teknik Kimia Unej ini dibantu tiga rekannya, yaitu Rendra Suprobo Aji dari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Tika dari Program Studi Teknik Perminyakan, dan Fanteri dari Program Studi Teknik Pertambangan.
Baca juga: Vokasi UI Gandeng 6 Universitas Gelar Konferensi Internasional Program Pendidikan Vokasi
Mereka membuat plastik ramah lingkungan berbahan bonggol jagung diawali dengan mencampur bonggol jagung yang sudah dihaluskan dengan aquades atau air murni. Kemudian, campuran itu direbus hingga larut dan tercampur rata.
Selanjutnya larutan itu dicampur dengan gliserol dan gelatin serta pewarna makanan, lalu dipanaskan kembali.
“Jika sudah tercampur sempurna maka dicetak sesuai keinginan, kali ini kami menggunakan loyang aluminium yang sudah dialasi dengan aluminium foil. Larutan plastik ramah lingkungan ini kemudian harus dipanaskan dalam oven. Terakhir plastik ramah lingkungan ini didiamkan selama tiga hingga empat hari sebelum siap digunakan,” imbuh Ari.
Rendra Suprobo Aji menuturkan sebelum menyampaikan pelatihan, timnya sudah bertemu dengan perangkat desa dan ibu-ibu Desa Dawuhan Mangli untuk memberikan pengertian tentang bahaya penggunaan plastik konvensional berlebihan bagi kelestarian alam, termasuk mengajarkan cara memilah sampah organik dan sampah anorganik.
“Pertemuan kedua kami isi dengan pengenalan mengenai apa itu plastik ramah lingkungan dan cara membuatnya, dan hari ini diisi praktik pembuatan secara langsung. Plastik ramah lingkungan ini aman karena bisa terurai di alam dalam waktu tiga bulan,” kata Rendra.
Menanggapi pelatihan tersebut, Pj Kepala Desa Dawuhan Mangli, M Husen, menuturkan, pihaknya melalui Bumdes ingin menjadikan pembuatan plastik ramah lingkungan sebagai salah satu usaha. Keseriusan itu ditunjukkan dengan alokasi lahan seluas 84 meter persegi untuk lokasi usaha.
“Pelatihan ini membuka peluang usaha baru bagi warga. Siapa tahu setelah melihat prospek plastik ramah lingkungan, maka warga bakal tertarik menanam jagung lebih serius. Sebab, bulir jagung dan bonggolnya bisa dimanfaatkan, apalagi jika mengingat fluktuasi harga tanaman tembakau yang merupakan tanaman yang banyak ditanam oleh warga Desa Dawuhan Mangli,” ucap Husen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.