Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/08/2019, 16:08 WIB


KOMPAS.com – Universitas Bina Nusantara (Binus) memiliki sejumlah cara untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menyiapkan diri menghadapi perkembangan dunia industri digital khususnya teknologi dan informasi (TI).

Wakil Rektor bidang Ketenagakerjaan Global dan Kewirausahaan Universitas Binus Dr Meyliana mengatakan salah satu cara memperbaiki kurikulum pendidikan. Saat ini pihaknya telah melaksanakan kurikulum 3 plus 1.

“3 plus 1 ini maksudnya tiga tahun di dalam kampus dan satu tahun di luar kampus. Ini disebut sebagai enrichment program,” ujar Meyliana kepada Kompas.com, Jumat (23/8/2019).

Dia menjelaskan, untuk mengikuti program itu mahasiswa boleh memilih lima jalur yang disediakan, yaitu internship (magang), enterpreneurship (kewirausahaan), research (penelitian), community development (pengembangan komunitas), dan study abroad (kuliah di luar negeri).

Program yang sudah dillaksanakan sejak tahun 2016 itu memerlukan fasilitas, antara lain dengan membuat coworking space di lingkungan kampus Binus.

Tren kurikulum

Meyliana menyampaikan mahasiswa membutuhkan fasilitas untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan, membangun jaringan, dan menjalin hubungan dengan orang-orang terkait.

Baca juga: Dukung Pertumbuhan Startup, Binus Buka Coworking Space CoHive

Coworking space ini sangat diperlukan, terutama untuk membangun enterpreneurship. Mahasiswa butuh ruang diskusi, komunikasi, dan belajar bersama. Maka, kondisi tempat yang nyaman seperti ini cocok untuk mereka yang disebut sebagai generasi milenial,” imbuhnya.

Terkait usaha mengikuti perkembangan industri teknologi dan informasi, Binus melakukan usaha lain berupa keterlibatan dalam lomba-lomba berskala nasional dan internasional. Para mahasiswanya dibekali pengetahuan yang cukup agar siap bersaing dengan mahasiswa dari kampus lain.

Selain itu, pihak kampus juga rutin bekerja sama dengan pelaku industri melalui berbagai kelompok diskusi untuk mendapat masukan tentang tren yang menjadi kurikulum sekarang ini.

“Anak-anak kami mengikuti harus mengikuti tren saat ini, misalnya tentang Google language, itu sudah jamak digunakan oleh teknologi startup di Indonesia. Kami juga ikuti banyak kompetisi, baik yang diadakan sendiri atau yang di luar, agar mahasiswa itu bisa tumbuh dengan baik dalam skill IT,” tutur Meyliana.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+