Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hakteknas 2019: Momentum Sinergi Inovator dan Investor

Kompas.com - 28/08/2019, 14:13 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mendorong agar gelaran Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 2019 tidak hanya menjadi acara bersifat seremonial.

Acara puncak Hakteknas digelar di Taman Puputan, Denpasar, Bali dan dibuka pada Rabu (28/8/2019) secara langsung oleh Wapres Jusuf Kalla.

Gelaran tahunan ini merupakan ajang penampilan hasil riset dan inovasi karya anak bangsa. melalui Ritech Expro 2019. Menristekdikti menjelaskan pelaksanaan Ritech Expo ketiga yang diselenggarakan di luar Pulau Jawa setelah Makassar, Sulawesi Selatan dan Pekanbaru, Riau.

Menristekdikti berharap penyelenggaraan Ritech Expo di Bali ini dapat merangsang munculnya inovasi-inovasi di daerah.

“Saya melihat respon daerah sangat luar biasa. Tadi saya lihat inovasi dari Papua, inovasi dari Bali, dan inovasi-inovasi lain dari daerah. Nampaknya inovasi di daerah mulai bergairah," jelas Mohamad Nasir dalam sambutannya.

Bangun keunggulan kompetitif

Dalam sambutannya, Jusuf Kalla menyampaikan ilmu pengetahuan menjadi modal utama kemajuan sebuah bangsa. "Setiap negara memiliki tujuan yang sama yaitu mencapai kemajuan dan setiap kemajuan bersandar pada ilmu pengetahuan," tegas Wapres.

Baca juga: Pimnas 2019: Menyanding Garuda Wisnu Kencana dan Unicorn Indonesia

Untuk itu ia mendorong perguruan tinggi dapat melahirkan penelitian, inovasi, teknologi yang mampu memberi nilai tambah. Kalla menjelaskan, "Teknologi, inovasi dan penelitian harus mampu memberikan nilai tambah baik dalam bentuk efisiensi, harga lebih murah, lebih cepat dan nilai tambah lain yang memberikan keunggulan pada kompetitif bangsa."

Dalam kesempatan tersebut, Kalla juga mengingatkan Indonesia masih harus bekerja keras mengejar ketertinggalan. "Indonesia memiliki hampir 4.500 universitas namun kita masih nomor 85 dalam peringkat inovasi menurut International Innovation Index."

"Ini berarti jumlah universitas tidak relevan dengan hasil. Yang penting adalah hasil riset. Kemajuan ada di laboratorium bukan pada kegiatan upacara (seremoni)," tambahnya.

Terkait hal itu, Wapres mengajak semua pihak untuk melihat peringatan Hakteknas ini menjadi semacam ajang untuk "membaca neraca perusahaan" capaian apa yang telah diraih Indonesia dari sisi inovasi untuk lebih unggul dari negara lain.

"Inovasi yang tidak dapat dipasarkan atau dikomersialisasi hanya akan menumpuk seperti buku saja. Perlu kerja sama dengan industri untuk mewujudkan hal ini," pesan Jusuf Kalla.

Kolaborasi inovator-investor

Hal senada juga ditegaskan Menristekdikti Mohamad Nasir untuk terus mendorong hadirnya hilirisasi dan komersialisasi hasil riset kepada dunia usaha. "Riset tidak cukup, Publikasi tidak cukup. Maka bagaimana riset, publikasi yang bisa menghasilkan prototipe, dan Inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat," tegasnya.

"Dulu startup atau inovasi yang dihasilkan para peneliti Indonesia selalu berada dibawah di Asia Tenggara. Bahkan patennya rendah. Saya waktu itu membandingkan dengan Iran, mereka mengembangkan startup dari tahun 2004-2014, berapa inovasi yang dihasilkan dalam 10 tahun, mereka menghasilkan 1.000 startup," terang Menteri Nasir.

Namun pada tahun 2019 ini, tambah Menteri Nasri, startup yang sudah dibangun baik oleh LPNK, Perguruan Tinggi Masyarakat dan Industri sudah mencapai 1.350 startup selama lima tahun. 

"Saya berharap 2020-2024 jumlahnya harus meningkat dua kali lipat dari itu. Yang dibutuhkan satu ekosistem yang ada di antara kementerian. Dengan keluarnya UU Sisnas Iptek akan memacu semua lembaga ristek menjadi satu di bawah koordinasi badan riset nasional," jelasnya.

Menristek juga mendorong program kolaborasi antara inovator dan investor. "Tujuannya agar hasil inovasi-inovasi apakah bisa dihilirisasi. Kita lakukan business gathering antara peneliti dan investor agar riset tidak berhenti pada prototype saja," jelas Menristekdikti.

Inovasi di Ritech Expo 2019  

Didampingi Menristekdikti, Wapres Jusuf Kalla menyempatkan diri mengunjungi Ritech Expo 2019 yang digelar 25-28 Agustus 2019.

Selama gelaran Ritech Expo masyarakat dapat mengikuti semua gelaran secara gratis dan akan disuguhi produk-produk inovasi menarik dari perguruan tinggi, Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) di bawah koordinasi Kemristekdikti, Unit Utama Kemenristekdikti, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian atau Lembaga Negara (K/L), Balitbang Daerah, BUMN, Industri, Pusat Unggulan Iptek (PUI) komunitas dan sosiasi, serta mitra luar negeri.

Selain itu pada gelaran Ritech Expo tahun ini juga diselenggarakan seminar, demo produk inovasi, demo sains, temu bisnis, teater terbuka yang menyuguhkan live musik serta pemutaran film dan lomba-lomba dengan hadiah menarik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com