Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Kota/Kabupaten dengan Sistem Iptek dan Inovasi Terbaik versi Kemenristekdikti

Kompas.com - 30/08/2019, 16:51 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mendorong peneliti dan perekayasa untuk tidak cepat puas dan terus mempelajari teknologi yang sudah mutakhir dari negara lain untuk dikembangkan di Indonesia.

Demikian pesan Wakil Presiden kepada dua ribu stakeholders riset dan teknologi Indonesia saat Puncak Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-24 2019 di Lapangan Puputan Renon, Denpasar, Bali pada Rabu (28/8/2019).

Wapres juga menekankan peneliti dan perekayasa di Indonesia tidak perlu malu untuk mempelajari teknologi terakhir dari negara lain selama dalam proses pengembangan teknologi.

"China memiliki kemajuan teknologi yang sangat cepat. Pertama meniru, kedua memperbaiki, ketiga inovasi. Itu langkah-langkah yang dibuat oleh China dan juga Jepang pada waktu itu. Meniru, (kemudian) meningkatkan inovasi. Tidak ada negara yang bisa langsung maju. Karena itu (inovasi) tidak bisa dimulai dari nol," ungkap Jusuf Kalla.

Wadah Techno Park

Dalam kesempatan sama, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mendorong perguruan tinggi mengembangkan Kawasan Sains dan Teknologi (KST) atau Science and Techno Park (STP) untuk meneliti dan mempelajari inovasi sekaligus menjadikan hasil inovasi tersebut bernilai komersial dan bermanfaat bagi masyarakat.

Baca juga: Hakteknas 2019: Momentum Sinergi Inovator dan Investor

"Perguruan tinggi nanti harus punya Science and Techno Park. Tujuannya adalah para peneliti, inventor, dan inovator nanti menginkubasi (mengembangkan) hasil penelitiannya dengan industri melalui Techno Park tersebut. Kalau sudah mature, dia (hasil penelitian tersebut) dikeluarkan dari situ supaya melakukan bisnis di luar," ungkap Menristekdikti.

Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-24 Tahun 2019 diselenggarakan di Bali karena Bali memiliki wisata, industri kreatif, entrepreneurship, dan pendidikan tinggi yang memadai, sesuai dengan tema Iptek dan Inovasi dalam Industri Kreatif 4.0 dan sub tema Industri Kreatif 4.0 untuk Kemandirian dan Daya Saing Bangsa dan tagline Inovasi Bangun Bangsa.

Pada Puncak Peringatan Hakteknas ini, diserahkan Anugerah Iptek dan Inovasi 2019 kepada para pemenang dengan beberapa kategori berikut:

Pemda peraih Penghargaan

Penghargaan Budhipura dan Budhipraja merupakan anugerah diberikan untuk mengapresiasi prestasi Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota atas penguatan Sistem Inovasi Daerah.

1. Budhipura (Provinsi):

  • Peringkat I: Sulawesi Selatan
  • Peringkat II: Jawa Barat
  • Peringkat III: Jawa Tengah

2. Budhipraja Kota

  • Peringkat I: Cimahi
  • Peringkat II: Tegal
  • Peringkat III: Tarakan

3. Budhipraja Kabupaten:

  • Peringkat I: Luwu Utara
  • Peringkat II: Wonogiri
  • Peringkat III: Kulonprogo

Universitas peraih penghargaan

Penghargaan Widyapadhi merupakan anugerah untuk mengapresiasi prestasi Perguruan Tinggi dalam mernbangun Sistem lnovasi melalui penguatan kebijakan, kelembagaan, sumber daya , dan jaringan inovasi untuk menghasilkan produk inovasi

1. Widyapdhi Universitas dan Institut – Subkategori Manajemen Inovasi:

  • Peringkat I: Universitas Hasanuddin
  • Peringkat II: Universitas Telkom
  • Peringkat III: Universitas Padjadjaran

2. Widyapadhi Universitas dan Institut - Subkategori Produk Inovasi:

  • Peringkat I: Institut Teknologi Bandung
  • Peringkat II: Institut Pertanian Bogor
  • Peringkat III: Institut Teknologi Sepuluh Nopember

3. Widyapadhi Politeknik – Subkategori Manajemen Inovasi:

  • Peringkat I: Politeknik Negeri Semarang
  • Peringkat II: Politeknik TEDC
  • Peringkat III: Politeknik Caltex

4. Widyapadhi Politeknik – Subkategori Produk Inovasi:

  • Peringkat I: Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
  • Peringkat II: Politeknik Negeri Malang
  • Peringkat III: Politeknik Indonusa Surakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com