KOMPAS.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan meluncurkan program Digitalisasi Sekolah di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, pada 18 September 2019.
Peluncuran akan diresmikan langsung Mendikbud Muhadjir Effendy melalui pemberian sarana pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kepada sekolah dan siswa.
Pelaksanaan program ini merupakan bentuk inovasi pembelajaran berbasis digital yang dimulai dengan mempersiapkan konten berupa portal atau platform digital. Platform yang diberi nama "Rumah Belajar" akan menjadi platform digital resmi dan gratis dari Kemendikbud kepada publik.
“Nanti jadi konten utama dalam digitalisasi sekolah. Sekarang dianggap sudah siap dan secara bertahap akan kami sediakan sarana dan prasarana pendukung sehingga bisa dimanfaatkan dan diakses oleh semua sekolah di Indonesia,” ujar Muhadjir dalam taklimat media di Gedung Perpustakaan Kemendikbud, Jakarta, Selasa (17/9/2019).
Dia menambahkan, proses pembelajaran berbasis digital ini akan menjadi salah satu pilihan strategi yang akan diterapkan di semua sekolah di Indonesia pada masa akan datang.
Baca juga: Digitalisasi Sekolah, Kemendikbud Beri 1,7 Juta Komputer ke 36.000 Sekolah
Tahap awal pelaksanaan program Digitalisasi Sekolah difokuskan di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Ini sesuai dengan visi Presiden Joko Widodo yang menyebutkan bahwa pembangunan dimulai dari daerah yang letaknya di pinggiran.
“Kami ingin sesuai visi Presiden, yaitu membangun dr pinggiran. Makanya kami mulai dari pinggir dulu, kemudian semakin ke tengah. Dimulai dari yang paling tertinggal sehingga mengalami lompatan dan bisa sejajar dengan daerah yang di tengah,” imbuh Mendikbud.
Disebutkan untuk program tersebut, Kemendikbud akan memberikan lebih kurang 1,7 juta komputer tablet kepada 36.000 sekolah di seluruh Indonesia pada tahun ini.
Adapun pembiayaannya berasal dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Afirmasi dan BOS Kinerja. Pemberian dana BOS ini berbeda dibandingkan alokasi dana BOS reguler tahun sebelumnya.pada tahun sebelumnya.
Mulai tahun 2019, dana BOS Afirmasi disediakan untuk mendukung operasional rutin dan mengakselerasi pembelajaran bagi sekolah yang berada di daerah tertinggal dan sangat tertinggal.
Adapun dana BOS Kinerja dialokasikan untuk sekolah yang dinilai memiliki kinerja baik dalam penyelenggaraan layanan pendidikan.
Jumlah keseluruhan alokasi dana untuk kedua jenis BOS tersebut yaitu Rp 4,35 triliun. Rinciannya terdiri dari BOS Afirmasi sebesar Rp 2,85 triliun, sedangkan BOS Kinerja sebanyak Rp 1,50 triliun.
“Supaya dananya tidak mengganggu yang sudah dikalkulasikan, kebetulan kami mendapatkan dana BOS Afirmasi sebagai bentuk keberpihakan untuk wilayah 3T dan BOS Kinerja untuk sekolah yang dianggap berkinerja terbaik. Kami pilih yang kinerjanya terbaik, tapi levelnya di bawah,” jelas Muhadjir.
Untuk program Digitalisasi Sekolah di Kabupaten Natuna, Kemendikbud memberikan sarana pembelajaran TIK berupa komputer, laptop, LCD, router, dan external harddisk.
Secara keseluruhan, ada 38 sekolah yang akan menerima bantuan itu, terdiri dari 25 sekolah dasar (SD), 9 sekolah menengah pertama (SMP), 3 sekolah menengah atas (SMA), dan 1 sekolah menengah khusus (SMK).
Rencananya, sebanyak 1.142 siswa yang akan menerima tablet. Mereka terdiri dari 508 siswa SD, 303 siswa SMP, 228 siswa SMA, dan 103 siswa SMK.
Namun, dalam pelaksanaan di lapangan terdapat kendala letak geografis sekolah dan kondisi cuaca yang tidak memungkinkan sehingga hanya 18 sekolah dan 590 siswa yang bisa menerimanya.
Sisanya sebanyak 20 sekolah dan 552 siswa akan mendapatkan tablet tersebut dalam pemberian tahap selanjutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.