Wayang Golek Cepak, Warisan Tak Lekang Waktu bagi Generasi Muda

Kompas.com - 20/09/2019, 19:20 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepasang tangan kecil tampak terampil memainkan boneka kayu di atas panggung. Matanya sesekali bisa kelihatan dari kursi penonton, tapi lebih sering hanya ikat kepalanya yang tampak di balik wayang-wayang yang bergerak.

Aryapradita Alianih, namanya. Usia Arya, begitu ia biasa disapa, baru 10 tahun. Siswa kelas 5 Sekolah Dasar di Indramayu tersebut asyik menyajikan pertunjukan wayang golek selama sekitar 45 menit.

Lakon wayang dituturkan dalam bahasa ibu Arya, yakni Jawa dengan dialek Indramayu. Ratusan penonton yang berada di sekitar Candi Bentar, Taman Mini Indonesia Indah pun tak memalingkan wajah. Meski tak semuanya memahami bahasa yang digunakan, penonton tetap bisa ikut tertawa bila cerita yang disajikan menggelitik.

Penggemar almarhum Ki Enthus Susmono itu mengaku belajar memainkan wayang golek sejak usia 3 tahun. Ayahnya yang bekerja sebagai tukang servis televisi memang tidak pernah mengajari mendalang.

Darah seni justru menurun dari keluarga besar ibunya. Kakek Arya dari garis ibu lebih dulu berprofesi sebagai dalang wayang golek cepak. Sayang, ia sudah meninggal sebelum sempat menurunkan ilmu perwayangan pada Arya.

Ibu Arya, Ninih Alianih, adalah seorang sinden wayang golek cepak. Kakak Ninih yang bernama Hadi, masih menjalani profesi sebagai dalang wayang golek cepak. Hadilah yang selama ini mengajari Arya memainkan golek cepak.

Aryapradita Alianih, peserta Festival Dalang Bocah 2019 menyajikan pertunjukan wayang golek cepak Indramayu. Festival ini berlangsung 19-21 September 2019 di Candi Bentar, Taman Mini Indonesia Indah, diikuti 31 peserta dari berbagai daerah.KOMPAS.com/KURNIASIH BUDI Aryapradita Alianih, peserta Festival Dalang Bocah 2019 menyajikan pertunjukan wayang golek cepak Indramayu. Festival ini berlangsung 19-21 September 2019 di Candi Bentar, Taman Mini Indonesia Indah, diikuti 31 peserta dari berbagai daerah.

Bukan cuma berkesenian yang diturunkan keluarga, wayang golek cepak yang dimainkan Arya pun warisan kakeknya.

Berbeda dengan wayang golek purwa, bagian atas kepala boneka wayang golek cepak cenderung datar. Rambut boneka pun umumnya berpotongan pendek atau cepak.

Dalang sepuh wayang golek cepak Indramayu, Ki Warsad Darya, mengatakan cerita wayang golek cepak juga berbeda dengan wayang golek purwa, dilansir Tribunnews (24/8/2019).

Wayang golek purwa biasanya membawakan kisah tokoh pewayangan seperti Pandawa dan Kurawa. Sedangkan, wayang golek cepak biasanya membawakan kisah para tokoh kerajaan di Indonesia seperti Raden Kian Santang, Sunan Gunung Jati, serta tokoh yang ada di kawasan Indramayu dan sekitarnya.

Pada Festival Dalang Bocah 2019, Arya juga membawakan cerita yang khas yakni Iman Suwangsa Takon Rama.

Pameran wayang digelar selama Festival Dalang Bocah yang berlangsung 19-21 September 2019 di Candi Bentar, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI Pameran wayang digelar selama Festival Dalang Bocah yang berlangsung 19-21 September 2019 di Candi Bentar, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.

Gelaran tingkat nasional itu berlangsung sejak 19 hingga 21 September 2019. Berdasarkan catatan Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi), peserta festival berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Sebagian besar peserta berasal dari DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Ada juga peserta dari luar Jawa, seperti Rahardian Reno Wardana dari Nusa Tenggara Barat (NTB). Dalang bocah wayang kulit Sasak itu membawakan lakon Puser Bumi Membangun.

Selain itu, Leonardus Adimas Triatmojo dari Kalimantan Tengah memainkan wayang kulit Surakarta membawakan lakon Anoman Duta.

Sejak 2009, Festival Dalang Bocah tingkat nasional telah digelar. Kompetisi para dalang cilik dimulai dari tingkat daerah. Para seniman muda yang berprestasi maju berkompetisi ke tingkat nasional.

Halaman:


Terkini Lainnya

2 Alumni SMA Taruna Nusantara Jadi Dirut BUMN Garuda dan Pertamina

2 Alumni SMA Taruna Nusantara Jadi Dirut BUMN Garuda dan Pertamina

Edu
Sosok Dirut Pertamina Simon Aloysius, Lulusan SMA Taruna Nusantara dan ITB

Sosok Dirut Pertamina Simon Aloysius, Lulusan SMA Taruna Nusantara dan ITB

Edu
Bakal Ada Polisi Mengajar atau Relawan Mengajar, Ini Kata Mendikdasmen

Bakal Ada Polisi Mengajar atau Relawan Mengajar, Ini Kata Mendikdasmen

Edu
Mendikdasmen Sebut Program Makan Bergizi Gratis Bagian dari Pendidikan Karakter

Mendikdasmen Sebut Program Makan Bergizi Gratis Bagian dari Pendidikan Karakter

Edu
Dulu Pilot Kini Dirut Garuda, Sosok Wamildan Tsani Lulusan SMA Taruna Nusantara dan AAU

Dulu Pilot Kini Dirut Garuda, Sosok Wamildan Tsani Lulusan SMA Taruna Nusantara dan AAU

Edu
Cerita Novika, Alumnus UGM Jadi Penyuluh Pertanian di Daerah 3T

Cerita Novika, Alumnus UGM Jadi Penyuluh Pertanian di Daerah 3T

Edu
Kisah Pak Theo, Guru yang Mengajar Anak Suku Moskona di Teluk Bintuni, Papua Barat

Kisah Pak Theo, Guru yang Mengajar Anak Suku Moskona di Teluk Bintuni, Papua Barat

Edu
Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Dirut Baru Garuda yang Lulusan Tanus  dan AAU

Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Dirut Baru Garuda yang Lulusan Tanus dan AAU

Edu
BRIN Beri Beasiswa Program Degree By Research bagi S2-S3, Ada Bantuan UKT dan Riset

BRIN Beri Beasiswa Program Degree By Research bagi S2-S3, Ada Bantuan UKT dan Riset

Edu
Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

Edu
“Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

“Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

Edu
Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

Edu
Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan 'Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025'

Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan "Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025"

Edu
Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

Edu
Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau