Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Meluasnya Demo Pelajar, KPAI Minta Kemendikbud Buat Aturan Tegas

Kompas.com - 27/09/2019, 15:51 WIB
Erwin Hutapea,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Keterlibatan siswa dalam demonstrasi di sekitar Gedung DPR RI, Jakarta, pada beberapa hari terakhir menimbulkan kecaman dan keprihatinan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Sebab, tidak seharusnya anak-anak berusia remaja itu berada di jalan, apalagi di tengah-tengah massa berisiko tinggi dan membahayakan.

Untuk itu, KPAI mengimbau kepada pihak sekolah dan orang tua siswa terus mengingatkan kepada anaknya masing-masing supaya tidak mudah diprovokasi dan demonstrasi pelajar yang terjadi di Jakarta tidak meluas ke kota lain.

KPAI juga mengharapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan surat edaran yang disebarluaskan kepada para kepala Dinas Pendidikan di seluruh Indonesia untuk mencegah keterlibatan siswa dalam demonstrasi di jalanan.

Tidak setuju diliburkan

“Kami berharap Kemendikbud membuat edaran secara tegas, meminta kepada kepala Dinas Pendidikan segera mengantisipasi pergerakan massa sehingga mereka bisa memerintahkan kepala sekolah apa yang harus dilakukan,” ujar Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti di kantor KPAI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (26/9/2019).

Baca juga: 6 Imbauan KPAI terkait Pelajar Terlibat Demo Berujung Rusuh

Sehubungan dengan situasi yang memanas dalam beberapa hari belakangan ini, pihaknya menyatakan tidak setuju apabila kegiatan belajar-mengajar di sekolah diliburkan.

Jika anak-anak diliburkan, justru hal itu akan lebih berisiko karena keberadaan mereka tidak bisa diketahui secara pasti dan berpotensi melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.

Seharusnya aktivitas sekolah tetap berjalan seperti biasa sehingga para siswa bisa dikontrol, sedangkan guru dan orang tua siswa tetap saling berkomunikasi mengenai kegiatan anaknya masing-masing.

“Kami tidak setuju juga jika diliburkan. Sebaiknya dipastikan saja, anak-anak tetap sekolah, orangtua berkoordinasi dengan wali kelas. Ketika anak sudah sampai di sekolah dipastikan ada. Lalu ketika anak pulang, wali kelas hubungi orang tua, tanyakan anaknya sudah pulang atau belum. Kalau diliburkan, anak-anak justru enggak punya kegiatan, malah pergi, dan ikut demo,” imbuh Retno.

Larangan demonstrasi

Menurut dia, cara ini sangat penting dilakukan, terutama dalam satu sampai dua minggu ke depan untuk memastikan setiap siswa dalam kondisi aman dan terjaga dengan baik.

Dia menambahkan, aksi demonstrasi yang dilakukan sejumlah pelajar di Jakarta hingga menimbulkan kerusuhan pada beberapa hari ini seharusnya bisa dihindari jika mereka diajak berdialog oleh pihak sekolah dan orang tua mengenai keinginan dan tuntutan mereka.

“Padahal, sebenarnya kalau diajak bicara, bisa dicegah. Maklum ini kan darah muda, ada upaya juga di medsos untuk memanas-manasi anak-anak ini sehingga klop. Kondisi lagi pubertas, ingin menampakkan jati diri, terus ada ajakan semacam ini, kemudian gayung bersambut. Oleh karena itu, kami harap ada dialog antara aparat sekolah dengan murid dan orang tua dengan anaknya terkait ini,” jelas Retno.

Dia pun menuturkan, larangan untuk para pelajar tidak boleh melakukan demonstrasi bukan berarti mereka tidak boleh mengeluarkan pendapat. Namun, harus dilakukan dengan cara yang tepat sehingga mereka tetap terlindungi dan terhindar dari risiko yang membahayakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com