Baik Sastia, Bagus dan Ito berharap kanal edukasi Kompas.com dapat lebih mengembangkan dunia pendidikan Indonesia khususnya terkait bidang penelitian dan riset.
"Semoga bisa lebih memperbanyak mengangkat berita sains yang ditulis peneliti Indonesia baik di tanah air maupun diaspora yang ditulis dengan bahasa populer sehingga bisa mengajak generasi muda Indonesia untuk lebih tertarik ke sains dan teknologi," ujar Sastia.
Sastia menambahkan, "Kalau semakin banyak generasi muda ingin belajar iptek dan tertarik dengan iptek, kita bisa bangun critical mass SDM Indonesia yang mumpuni untuk bangun bangsa berbasis sains dan teknologi."
Baca juga: Tampilan Baru Versi Mobile Kanal Edukasi, UPH: Lebih Menarik dan Milenial
Hal yang sama diharapkan Bagus, "Kedepan saya harap Kompas bisa menjadi platform dimana diskusi interdisipliner diadakan; dimana ilmuwan dalam negeri dan diaspora bisa bertukar pikiran."
"Sains harus dibawa keluar dari ruang kuliah; diskusi ilmiah harus viral, dan kebijakan-kebijakan baru harus berdasarkan bukti dan fakta," lanjutnya.
Wasisto juga menyampaikan, "Harapannya ke depannya, kanal ini juga memuat banyak hasil riset, teknologi anak bangsa yang ada di indonesia maupun yang di luar sebagai diaspora."
Menurutnya, hal ini akan mendorong motivasi bagi para pembaca, terutama generasi milenial untuk peran serta mengembangkan diri sebagai sumber daya manusia yang unggul di dunia sains.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.