KOMPAS.com – Pemerintah Republik Indonesia memprakarsai Bali Democracy Forum (BDF) pada tahun 2008. BDF merupakan forum tahunan antar-pemerintah dibentuk dengan tujuan memperlihatkan perkembangan demokrasi yang progresif di kawasan Asia-Pasifik.
Pelaksanaan forum ini memberi kesempatan dialog melalui berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam pengelolaan keanekaragaman yang mendorong kesetaraan, saling pengertian, dan rasa hormat.
BDF terus berkembang dengan melibatkan mahasiswa melalui Bali Democracy Students Conference (BDSC) sejak tahun 2017. Pertemuan ini diadakan dengan tujuan mentransfer nilai demokrasi kepada generasi muda serta menerima pemikiran dan masukan dari mereka.
Dalam BDSC I yang diadakan pada 2017, sebanyak 150 mahasiswa hadir mewakili 61 negara. Tema konferensi itu yakni "Dari Kampus untuk Demokrasi".
Kemudian, BDSC II digelar pada 2018 dan dihadiri oleh 138 peserta dari 58 negara. Saat itu temanya mengenai "Demokrasi untuk Kesejahteraan: Perspektif Pemuda".
Baca juga: DKI Beri Beasiswa 5.061 Mahasiswa, Tiap Orang Dapat Rp 18 Juta Per Tahun
BDSC I menghasilkan dokumen “Voice of the Youth”, sedangkan BDSC II menelurkan “You[th] Make Changes”. Setelah itu, kedua dokumen tersebut kemudian digunakan sebagai rekomendasi untuk meningkatkan nilai demokrasi di masing-masing negara peserta.
Sehubungan dengan Bali Democracy Forum (BDF) XII, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia akan menyelenggarakan Konferensi Mahasiswa Demokrasi Bali (BDSC) III di Nusa Dua, Bali, pada 5 sampai 6 Desember 2019.
Dalam situs resminya, BDSC III akan mengusung tema "Demokrasi dan Inklusivitas: Pemuda dan Demokrasi Digital Inklusif". Pesertanya terdiri dari 150 siswa dari seluruh dunia.
Selama program itu berlangsung, para peserta akan berbagi pengalaman mereka terkait demokrasi dan inklusivitas di negara masing-masing dari perspektif pemuda.
Peserta yang dinyatakan memenuhi syarat mengikuti program tersebut akan ditanggung dalam hal-hal sebagai berikut:
1. Tiket penerbangan domestik dari kota tempat peserta di Indonesia ke Bali.
2. Akomodasi untuk 4 hari 3 malam di Bali (check in pada 4 Desember 2019, check out pada 7 Desember 2019).
3. Transportasi lokal (dari bandara ke hotel dan dari hotel ke venue).
4. Makan dan minum selama program berlangsung.
1. Sarjana atau mahasiswa magister universitas atau perguruan tinggi yang memiliki minat terhadap masalah internasional, sosial, dan politik, khususnya demokrasi.
2. Berusia antara 21 sampai 28 tahun, atau telah menyelesaikan minimal 4 semester (saat ini kuliah di semester 5).
3. Tidak pernah berpartisipasi dalam BDSC sebelumnya.
4. Mampu berbahasa Inggris yang baik secara lisan dan tulisan. Memiliki sertifikat TOEFL (paper based minimal 500 atau iBT minimal 79) atau IELTS (skor minimum 6) adalah nilai tambah.
5. Terlibat aktif dalam berbagai organisasi pelajar dan sosial.
6. Pengguna aktif media sosial.
1. Formulir aplikasi yang sudah diisi.
2. Daftar riwayat hidup (file PDF maksimal 1 MB).
3. Surat rekomendasi dari fakultas atau universitas (file harus dalam bentuk PDF, maksimal 1MB).
4. Surat pernyataan untuk bergabung dengan semua program BDSC III di Bali dari 4 sampai 7 Desember 2019 (file PDF maksimal 1MB).
5. Kartu tanda penduduk (KTP) yang dipindai untuk siswa Indonesia atau paspor untuk siswa asing) dan karti identitas mahasiswa (file JPG maksimal 1MB).
6. Foto (file JPG maksimal 1MB).
7. Sertifikat TOEFL / IELTS (jika ada).
8. Esai maksimal 650 kata yang bertema “Demokrasi dan Inklusivitas: Pemuda dan Demokrasi Digital Inklusif” (font: Arial 11, spasi: 1,5, file dokumen maksimal 1MB).
9. Profil video 30 detik yang diunggah ke akun media sosial peserta (harap cantumkan tautan dalam formulir aplikasi). Isi video harus mengandung:
Pendaftaran telah dibuka mulai 20 September 2019 sampai 7 Oktober 2019 pukul 23.59 WIB.
Semua dokumen yang diperlukan harus diserahkan secara elektronik melalui situs web. Peserta yang lolos seleksi akan diumumkan pada 5 November 2019.