Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengubah Pembelajaran Anak-anak untuk Mendesain Ulang Dunia

Kompas.com - 10/10/2019, 20:17 WIB
Erwin Hutapea,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - HighScope Indonesia mengadakan Konferensi Tahunan ke-9 mengangkat tema “Redesigning The World: From Theory into Action”.

Tema diambil untuk mengajak pelaku pendidikan dari berbagai negara itu agar bisa menambah pengetahuan dan pengalaman, berbagi ilmu, dan melakukan diskusi tentang isu seputar pendidikan.

Konferensi tahunan ini bertujuan untuk membangun komunitas belajar kepada para guru, kepala sekolah, dan tenaga profesional pendidikan untuk dapat merefleksikan bersama pengalaman dan praktik yang mereka geluti selama ini.

HighScope ingin menerapkan pendekatan pembelajaran untuk mempersiapkan anak-anak dalam menghadapi masalah pada masa mendatang yang belum mereka ketahui, untuk pekerjaan yang belum ada sekarang ini, dan menggunakan teknologi yang belum diciptakan.

Memanfaatkan teknologi

Sasaran dari mendesain ulang dunia yang dimaksud yaitu mengubah pembelajaran anak-anak, terutama keterampilan berhubungan dengan kebiasaan sehari-hari.

Mereka harus diberikan kemampuan dasar yang berkaitan dengan perkembangan sosial-emosional, teknologi, dan berpikir.

Baca juga: Tingkatkan Nilai Tambah Indonesia, DPR Dorong Pendidikan di Indonesia Berikan Keahlian

“Kita harus mempersiapkan anak-anak menghadapi berbagai perubahan, misalnya perubahan lingkungan hidup dan populasi dunia. Mereka diberi kemampuan untuk memecahkan masalah,” ujar CEO HighScope Indonesia Antarina SF Amir dalam pembukaan Konferensi Tahunan ke-9 HighScope Indonesia, Kamis (10/10/2019) di Sekolah HighScope Indonesia, Cilandak Barat, Jakarta Selatan.

Pemecahan masalah itu bisa dilakukan antara lain menggunakan teknologi sesuai perkembangan zaman. Seperti diketahui, memasuki era digitalisasi yang dikenal dengan industri 4.0 ini, ada beberapa hal yang semakin sering digunakan, misalnya big data, data analytics, dan internet of things.

Seharusnya anak-anak diajarkan untuk memecahkan masalah dengan memanfaatkan berbagai kecanggihan teknologi tersebut.

“Ada kemampuan menguasai teknologi dan analisis membaca data. Harusnya kita mampukan anak-anak untuk memecahkan masalah. Istilahnya technology based learning, bagaimana teknologi digunakan untuk pecahkan masalah, termasuk problem iklim dan populasi,” imbuh Antarina.

Tidak hanya pengetahuan

Namun, menurut dia, anak-anak tidak hanya diberi kemampuan untuk belajar, tetapi juga dibuka wawasannya sehingga bisa menyesuaikan diri terhadap berbagai masalah di dunia dan bermacam tantangan yang belum diketahui akan terjadi pada masa mendatang.

“Mereka (anak-anak) bukan hanya diberikan knowledge, tapi agile mindset, pikiran yang terbuka dan adaptable untuk bisa menyelesaikan masalah-masalah di dunia yang ada saat ini dan akan datang dengan segala macam challenge yang tidak bisa diantisipasi sekarang,” jelasnya.

Dengan begitu, nantinya anak-anak yang terus bertumbuh dewasa akan bisa berpartisipasi mendesain ulang segala hal sehingga berbagai masalah dan kekacauan di dunia selama ini dapat dihindari, termasuk konflik menyangkut perbedaan latar belakang kehidupan dari berbagai sisi.

Terkait penggunaan teknologi yang disebutkan tadi, Antarina pun menuturkan, satu hal yang harus diperhatikan yaitu pemanfaatannya harus dibarengi dengan perasaan. Sebab, manusia mempunyai pikiran dan perasaan, itulah yang membedakannya dengan teknologi.

“Anak-anak harus diajarkan juga empati dan kolaborasi. Itu yang tidak bisa dilakukan oleh mesin. Makanya, mari kita resedign the world bersama anak-anak untuk mengantisipasi problem dunia. Saya juga minta kepada guru-guru untuk berkomitmen melakukan desain ualng dengan menyiapkan anak-anak itu,” pungkas Antarina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com