Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembali Dibangun, Kampus Baru UIN Mataram Diharapkan Jadi Penyejuk Jiwa

Kompas.com - 15/10/2019, 19:08 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Setelah hancur diterjang gempa pada Juli 2018, Kampus UIN Mataram telah selesai direlokasi dan dinormalisasi pada 15 Oktober 2019. Gedung baru UIN Mataram telah mencapai 90 persen proses pembangunan dan mulai beroperasi kembali di lokasi baru, Jl. Gajah Mada, Jempong Baru, Kota Mataram.

Pembangunan kampus baru UIN Mataram ini merupakan hasil kerja sama pembiayaan APBN dan pinjaman Islamic Development Bank (IsDB), dalam program The Support to The Development of Islamic Higher Education Project atau lebih dikenal dengan nama proyek Four in One.

Disebut Four in One, karena ada empat perguruan tinggi keagamaan Islam (PTKIN) sebagai pnerima proyek ini, yaitu UIN Sumatera Utara, UIN Raden Fatah Palembang, UIN Walisongo Semarang dan UIN Mataram.

Secara keseluruhan, normalisasi UIN Mataram meliputi pembangunan 9 gedung baru dan infrastruktur pendukung terdiri dari enam gedung utama dan tiga gedung fakultas di atas total area 25.150m2, dan alokasi anggaran USD 21,428,994, atau sekitar Rp 303 miliar.

Sinergi berbagai pihak

Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin saat melakukan soft launching sembilan gedung baru UIN Mataram mengharapkan seluruh civitas akademika dapat mengisi bangunan fisik kampus sudah selesai dibangun dengan penyelenggaraan pendidikan bermutu dan berkarakter tinggi. 

Baca juga: Tangkal Hoaks dan Radikalisme di Generasi Z, Kemenag Gelar Pentas PAI

Ia menambahkan gedung ini hanyalah merupakan benda mati, yang lebih penting adalah bagaimana mengisi dengan aktifitas bermanfaat bagi seluruh stakeholder.

“Sepenuhnya berpulang kepada kita apakah bangunan-bangunan itu nanti dapat bermanfaat atau tidak,” ujar Menag.

Menag memberikan gambaran, gedung ini pada dasarnya berdiri kokoh karena kerja sama kuat dari seluruh unsur yang ada, mulai batu-batu, semen, tiang pancang, beton, besi, hingga butiran pasir yang bersatu padu.

“Maka agar UIN Mataram dapat memiliki makna yang dalam, memerlukan sinergitas antar semua civitas akademika dan stakeholder luar secara harmonis” katanya.

Menurut Lukman Hakim, peresmian gedung ini merupakan awal rangkaian proses mengisi dan memaknai bangunan itu.

Perguruan tinggi Islam bertanggungjawab mengawal, menjaga, dan memelihara kehiduan keagamaan bangsa kita yang dikenal agamis dan mejemuk ini. Maka wajib bagi civitas akademika UIN Mataram menjaga Islam wasatiyah yang diwariskan para pendahulu kita” katanya.

Menjadi penyejuk jiwa

Kepada mahasiswa, Menag berpesan agar berlaku baik menjaga gedung ini. "Ketika mahasiswa ingin memperjuangkan aspirasi, sampaikan dengan kekuatan inteketual, argumentasi, dan hujjah yang berlandaskan nalar dan logika akal sehat," pesannya.

Pada kesempatan sama, Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah mengungkapkan optimismenya kepada kampus Islam di Mataram ini.

“Saat ini harapan masyarakat tengah membuncah. Maka saya berharap UIN Mataram dapat bertindak sebagai mercu suar yang akan membimbing masyarakat sekitar” katanya.

Sebagai kawasan wisata yang mendapat pengaruh dari mana-mana, masyarakat Mataram harus memiki prinsip kuat. Sementara ini faktanya, masyarakat modern banyak dilanda gelisah dan terombangambing ketidakpastian.

“Maka gedung megah ini mudah-mudahan dapat berinteraksi dengan masyarakat sebagai penyejuk jiwa dan bimbingan,” katanya.

UIN Mataram adalah bagian dari 58 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri yang dinaungi Kementerian Agama. PTKIN itu terdiri dari 7 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), 34 Institut Agama Islam Negeri (IAIN), dan 17 Universitas Islam Negeri (UIN).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com