Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diskusi, Ini Perlu Dicermati Anak Muda yang Mau Terjun ke Dunia Seni

Kompas.com - 17/10/2019, 09:30 WIB
M Latief

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri kreatif di Indonesia saat ini semakin berkembang dengan baik, khususnya di bidang kreasi visual melalui seni ilustrasi, comic strip, street art dan custom art. Anak-anak anak muda makin berani mencoba hal-hal baru.

Keberanian anak-anak muda itu bisa terlihat pada penjurian kompetisi Super Art Fest di Jakarta, Rabu (16/10/2019), yakni ketika 20 (dua puluh) finalis berkumpul dan bertemu langsung dengan para juri yaitu Tutu (juri kategori Street Art), Emte (juri kategori Ilustrasi), Sanchia (juri kategori Comic Strip), Hardthirteen (juri kategori Custom Sneakers). Mereka juga akan bertemu Leon Barto, kurator kompetisi dan kurator di Yamaguchi Art Center, Jepang.

Pertemuan antara anak-anak muda yang berkompetisi dengan para juri itu adalah untuk melakukan banyak diskusi, semacam diskusi dua arah untuk berbagi pengetahuan dan pandangan.

Pada tahap ini para finalis mempresentasikan karya mereka dan ikut dalam sesi tanya jawab dengan para juri sebagai penilaian akhir yang akan menentukan posisinya sebagai juara.

Panitia, juri dan kurator akan menetapkan 3 kriteria penilaian, antara lain kriteria dasar yang akan menguji konsep, ide pengaplikasian, keserasian antara konsep dan aplikasinya, hingga tersampainya pesan.

Kriteria kedua adalah kriteria teknis penilaian yang disesuaikan dengan teknis tiap kategori kompetisi. Adapun yang terakhir adalah kriteria penilaian yang dibuat khusus untuk sesi temu juri.

Leon Barto, kurator Super Art Fest, mengakui bahwa sebenarnya juri lebih ingin mengetahui secara personal para peserta, karena medium yang diangkat dalam kompetisi ini adalah medium populer yang hampir dikerjakan sama oleh sebagian besar orang.

"Bagian menariknya adalah kita bisa tahu sejauh mana konsistensi teman-teman sampai di tahap ini dan kami bisa ngobrol dan tahu cara berpikir mereka, bagaimana fokus utama mereka berkarya dan influence mereka. Itu yang kami gali lebih jauh pada momen ini, terutama apa saja sih ketertarikan anak-anak muda ini dalam berkarya," kata Leon.

Menurut Leon, kompetisi seni adalah hal paling sulit dinilai, karena indikatornya sangat luas.

"Ketertarikan saya pada suatu karya pasti beda dengan juri lain. Ini keputusan yang sulit untuk memilih mana yang lebih bagus. Sejauh ini teman-teman yang terlibat sampai fase ini memiliki kualitas sangat baik," tambah Leon.

Sejak kompetisi Super Art Fest bergulir dengan 4 kategori seni yang dikompetisikan, panitia berhasil menjaring 552 peserta dari berbagai kalangan dan pelosok, seperti Bali, Lombok, Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera. Jabodetabek menyumbang peserta terbanyak, disusul secara berurutan Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Bali, Sulawesi, Kalimantan, dan Lombok.

Selanjutnya, setelah tahapan jumpa juri ini panitia akan mengumumkan 3 juara dari setiap kategori. Para juara akan mendapatkan hadiah uang tunai bernilai jutaan rupiah. Namun, khusus juara pertama selain mendapat uang tunai juga berhak diberangkatkan ke festival seni tahunan HongKong Walls dan Hong Kong Art Basel pada 2020 mendatang.

"Untuk Super Art Fest pertama tahun ini sih menyenangkan ya, kita happydeh, karena kita enggak menyangka di tahun pertama ini sudah ada 552 peserta. Harapannya, kompetisi ini bisa jadi wadah baru pegiat seni untuk jadi tempat mereka berekspresi," kata Adjie Aditya Purwaka dari perwakilan Supermusic.

Tutu, juri Street Art, mengaku sepakat dengan Adjie. Menurut dia, para finalis datang dari jauh-jauh tentu ingin memberikan kontribusi terbaiknya. Dia berterus terang bahwa sangat sulit memilih karya para finalis itu.

"Padahal, saya sudah mengesampingkan proporsi teknis. Jadi, yang saya coba gali itu adalah siapa yang punya nilai lebih dari segi konsep dan pemikiran," timpal Tutu.

Dia menyatakan sepakat bahwa ini adalah ajang diskusi. Menurut dia, zaman sekarang hal penting yang perlu dicermati ketika berkecimpung di dunia seni adalah diskusi.

"Karea, kalau dari segi teknis itu banyak banget yang sudah pengalaman, sudah expert, tapi kalau dari konsep mentalnya banyak yang masih pencarian. Harapan saya lebih diperkuat mental atau secara konsep pemikiran," tambah Tutu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com