Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisuda 2.987 Lulusan, Rektor ITB Tekankan Pentingnya Kepemimpinan

Kompas.com - 21/10/2019, 21:13 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Tema kepemimpinan ditekankan sebagai pesan untuk para wisudawan Institut Teknologi Bandung (ITB) 2019 agar menjadi pegangan dan mempraktikkannya dalam menjalani hidup berkarya ke depan.

"Saudara akan memulai perjalanan kepemimpinan di berbagai level organisasi yang saudara putuskan untuk diterjuni dan ditekuni. Kepemimpinan akan menjadi urusan dan tanggung jawab saudara-saudara," ujar Rektor ITB Prof. Kadarsah Suryadi.

Hal ini disampaikan Rektor ITB dalam Sidang Terbuka Wisuda Pertama ITB Tahun Akademik 2019/2020 di Sasana Budaya Ganesa, Bandung. Upacara Wisuda dilaksanakan dalam dua hari pada tanggal 18 dan 19 Oktober 2019.

Wisuda kali ini ITB mewisuda sebanyak 1.798 wisudawan Program Sarjana, 1.019 wisudawan Program Magister, 114 wisudawan Program Profesi Insinyur, serta wisudawan Program Doktor sebanyak 56 orang dengan total keseluruhan 2.987 wisudawan.

Turut diwisuda 15 mahasiswa internasional yang menuntut ilmu pada berbagai program studi. Mereka berasal dari 7 negara yaitu Kamboja, Equador, Madagaskar, Malaysia, Rwanda, Timor Leste, dan Vietnam.

Pemimpin lewat observasi dan refleksi

"Sebagai lulusan ITB, kami mengharapkan agar saudara dapat menjadi pemimpin yang kredibel, mengikuti jejak yang telah diukir oleh senior saudara sekalian," pesan Prof. Kadarsah dalam sambutan dengan tema "Peran ITB dalam Mewujudkan Pencapaian Cita-cita Bangsa Indonesia melalui Kepemimpinan Para Lulusannya". 

Baca juga: Daftar Peringkat 6 Universitas dengan Lulusan Kerja Terbaik di Indonesia

Prof. Kadarsah menyampaikan banyak lulusan ITB menjadi pemimpin di berbagai bidang kehidupan dan di berbagai tingkatan organisasi dari sejak awal berdirinya ITB.

Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, dan presiden ketiga Indonesia Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie adalah contoh putera terbaik bangsa alumni ITB.

Ia menyampaikan kepemimpinan banyak didapatkan dari pengalaman. Namun tidak semua orang mempunyai pengalaman mampu menjadi pemimpin. Hanya orang yang melakukan observasi dan refleksi dari aktivitas atau tindakannya akan dapat menjadi pemimpin efektif.

“Dan tindakan, observasi serta refleksi ini yang disebut oleh D’Kolb sebagai model Experiential Learning. Hal lain yang harus dipedomani adalah bahwa Experiential Learning untuk proses kepemimpinan tidak akan pernah berhenti selama saudara masih berkarya,” ujarnya.

Pengetahuan dan keterampilan lewat pengalaman

Salah satu misi ITB adalah melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Aktivitas Tri Dharma ini digunakan untuk mengembangan kepemimpinan yang akan menghasilkan para pemimpin.

Aktivitas Tri Dharma, meliputi alih pengetahuan dan mengasah keterampilan melalui pengalaman.

“Di beberapa Fakultas/Sekolah di ITB, seperti Fakultas Teknologi Industri dan Sekolah Bisnis dan Manajemen, kepemimpinan menjadi mata kuliah wajib untuk S1 dan pilihan untuk S2," ujar Rektor ITB.

"Bagi saudara yang mendapatkan ilmu kepemimpinan, tidak menjamin akan menjadi pemimpin yang efektif kecuali saudara tetap melakukan observasi dan refleksi terhadap setiap langkah yang saudara ambil. Hal inilah yang membedakan terbentuk atau tidak terbentuknya pemimpin yang efektif,” pesan Prof. Kadarsah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com