Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Teknologi, Ini 2 Fokus Nadiem Makarim di Kemendikbud

Kompas.com - 24/10/2019, 16:02 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Terkait latar belakang Nadiem Makarim yang berhasil membawa startup Gojek menjadi decacorn, tidak sedikit masyarakat berharap Mendikbud baru ini juga mampu membawa perubahan pendidikan Indonesia berbasis teknologi.

Namun ternyata, teknologi bukan satu-satunya fokus dari Mendikbud Nadiem dalam pengembangan pendidikan Indonesia.

"Sudah pasti peran teknologi akan ada di situ (pendidikan). Dalam bentuk apanya belum tahu," jawab Nadiem dalam acara Serah Terima Jabatan di Gedung Kemendikbud, Jakarta (23/10/2019).

"Saya belum bisa bilang terobosannya seperti apa, tapi yang jelas berhubungan karena saya milenial dan background-nya teknologi, sudah pasti perubahan yang terjadi ke sana," tambahnya lagi.

2 fokus utama

Dalam kesempatan sama, Nadiem juga menyampaikan 2 fokus utama dalam pendidikan yang akan menjadi perhatiannya: pendidikan karakter dan pendidikan yang relevan.

"Yang sudah jelas ada beberapa prinsip yang ingin kita capai. Kita ingin memfokuskan pada manusia yang keluar dalam sistem pendidikan kita harus seperti apa," ujar Nadiem.

"Yang pertama, harus berkarakter. Sistem pendidikan berdasarkan kompetensi bukan hanya informasi saja namun berdasarkan kompetensi, skill. Kedua, kemudian juga harus ada relevansi," jelasnya.

Baca juga: Ini Program 100 Hari Mendikbud Nadiem di Kementerian Pendidikan

"Selalu Pak Presiden menekankan link and match antar industri dan juga institusi pendidikan. Relevansi dari skil-skil yang kita pelajari itu harus relevan," tutup Nadiem.

Menjawab pertanyaan media soal tantangan dunia pendidikan Indonesia saat ini, Nadiem melihat skala atau ukuran pendidikan menjadi tantangan besar.

"Kita memiliki sistem pendidikan 4 terbesar di dunia. Tiga ratus ribu sekolah itu luar biasa. Jumlah muridnya, jumlah gurunya, jumlah pemerintah daerahnya. Tantangan utama adalah skalanya, size-nya," ujar Nadiem.

Lalu apakah sesuai ekspektasi masyarakat bahwa Nadiem nantinya akan membawa teknologi dalam dunia pendidikan di Indonesia, ia menjawab,

"Step pertama jangan selalu memberikan solusi. Step pertama harus menjadi murid yang baik, belaar dulu, kondisi lapangan seperti apa. Dari situlah kita baru menemukan solusi-solusi baik teknologi mapun non-teknologi yang bisa meningkatkan kualitas pendidikan," ujar Nadiem.

 

Perubahan mindset

Dalam kesempatan sama, Mendikbud Nadiem juga menyampaikan prinsip gotong-royong dan kolaborasi akan menjadi kata kunci yang akan banyak mewarnai kementerian dipimpinnya.

Ia menyampaikan, "Gotong royong adalah satu asas, satu value yang akan saya bawa ke dalam semua aktivitas dan interaksi kita. Baik di level kementerian, baik dengan menteri-menteri lain, baik dengan guru dan kepala sekolah dan pemerintah."

"Kata gotong royong ini akan menjadi kata kunci di perjalanan kita bersama," tegasnya.

"Kita nggak bisa lakukan ini sendiri. Semua; pemerintah daerah, pemerintah pusat, guru, organisasi masyarakat,orangtua dan murid. Semua harus terlibat, semua harus gotong-royong untuk menciptakan kualitas pendidikan di Indonesia," ujar Menteri Nadiem kepada para jurnalis.

Nadiem juga meyakini pendidikan dan generasi muda menjadi cara paling efektif mentrasformasi suatu negara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com