Sebelum diusulkan ke dalam daftar ICH UNESCO, sebuah warisan budaya terlebih dahulu melalui tahapan Pencatatan dan Penetapan. Warisan budaya yang telah masuk ke dalam data pencatatan akan digunakan sebagai data usulan Penetapan.
Proses Penetapan diawali dengan usulan Dinas Kebudayaan Provinsi kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Usulan kemudian dibahas oleh tim ahli WBTb dan akan disidangkan untuk kemudian ditetapkan menjadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia.
Hingga tahun 2019 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan sebanyak 1.086 WBTb Indonesia. Pencak Silat telah ditetapkan menjadi WBTb Indonesia dari berbagai provinsi diantaranya Penca’ dari Jawa Barat, Silek Minang dari Sumatra Barat, Silek Tigo Bulan dari Riau; Pencak Silat Bandrong dari Banten; Silat Beksi dan Silat Cingkrik dari DKI Jakarta.
Naskah Pencak Silat dengan judul “The Tradition of Pencak Silat” telah diterima oleh Sekretariat ICH UNESCO pada bulan Maret tahun 2017.
Usulan Pencak Silat akan dibahas pada sidang ke-14 Intergovernmental Committee UNESCO yang akan berlangsung pada tanggal 9-14 Desember di Bogota, Kolombia.
Dengan masuknya Pencak Silat ke dalam daftar ICH UNESCO maka akan menambah jumlah Warisan Budaya Indonesia menjadi 10 setelah sebelumnya Keris, Wayang, Batik, Pelatihan Membatik, Angklung, Tari Saman, Noken, 9 Genre Tari Tradisional Bali dan Pinisi.
Pencak Silat diusulkan untuk masuk ke dalam kategori representative list (daftar perwakilan) karena masih hidup dan berkembang di masyarakat Indonesia.
Terdapat 5 (lima) rencana aksi pengelolaan Pencak Silat yang akan dilakukan apabila masuk ke dalam daftar ICH UNESCO yaitu memasukkan pencak silat ke dalam muatan lokal, pendukungan festival di tingkat lokal maupun internasional, mengadakan pelatihan SDM, penerbitan buku terkait pencak silat, serta dan melanjutkan upaya inventarisasi dan dokumentasi.
Anwar Ketua Astrabi (Asosiasi Silat Betawi Indonesia) menekankan agar pencak silat dapat dicintai seluruh anak bangsa seperti halnya Taekwondo di Korea yang kemudian mendunia.
"Kalau hari ini kesannya silat ga keren, kita bisa dibuat keren. Silat di-create sekian rupa karena kalau taekwondo bisa jadi industri olahraga di Korea kenapa silat ga bisa di Indonesia. Itu sangat mungkin. Kita buat dari sisi entertainmen dan budaya sehingga orang tertarik," yakin Anwar.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan