Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Inspiratif, Sriyono Guru PAUD Penyandang Disabilitas dari Blora

Kompas.com - 11/11/2019, 10:22 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com -Sriyono Abdul Qohar (35) sempat merasa putus asa saat melamar menjadi guru di berbagai sekolah di Blora, Jawa Tengah sejak lulus dari D2 STAIM Blora tahun 2005.

Ia telah melamar untuk menjadi guru mulai dari sekolah dasar (SD), madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah tsanawiyah (MTs) baik sekolah negeri maupun swasta.

"Ditolak sebagai guru mungkin karena saya seorang cacat," ujar Sriyono yang merupakan seorang penyandang disabilitas yakni tunadaksa.

Sekitar empat tahun lamanya ia melamar ke sekolah-sekolah. Informasi lowongan guru ia dapatkan dari rekan-rekannya dan penolakan pun selalu ia dapatkan.

"Padahal sekolah waktu itu saya tahu butuh guru," tambahnya.

Pihak sekolah yang ia lamar, menurutnya, menolak dengan alasan posisi guru sudah tak ada. Namun, ia tak patah semangat.

PAUD Gembira Ria

Sriyono Abdul Qohar sedang mengajar anak-anak usia dini. Sriyono merupakan guru PAUD disabilitas asal Blora, Jawa Tengah yang mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan kategori penyandang cacat peduli PAUD. Ia mendirikan dan mengajar di PAUD Gembira Ria di Blora.Dok. Sriyono Abdul Qohar Sriyono Abdul Qohar sedang mengajar anak-anak usia dini. Sriyono merupakan guru PAUD disabilitas asal Blora, Jawa Tengah yang mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan kategori penyandang cacat peduli PAUD. Ia mendirikan dan mengajar di PAUD Gembira Ria di Blora.
Gagal melamar menjadi guru, ia melanjutkan S1 STAIM Blora lulus tahun 2009. Di tahun 2008, Sriyono terpikir mendirikan sekolah.

Awalnya Sriyono mendapatkan informasi seorang bidan desa pada tahun 2008. Tahun itu, menurutnya, pemerintah pusat sedang mencanangkan program sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Baca juga: Orangtua, Ini Alasan Pentingnya si Kecil Ikut PAUD

Ia kemudian mencari informasi tentang pendirian sekolah PAUD. Pada tahun ajaran 2008/2009, Sriyono membuat sekolah PAUD dengan mengundang serta mengumpulkan orang tua di sekitar rumahnya yang mempunyai anak usia PAUD.

"Alhamdulillah mereka peduli dan menyekolahkan anaknya pada waktu hanya berjumlah 23 anak kemudian mengajukan proposal ijin sekolah PAUD, tepat tgl 1 November 2009 sudah berijin dari Diknas Kabupaten Blora," ujarnya.

Sekolah yang ia dirikan bernama PAUD Gembira Ria. Lokasinya berada di tanah kelahiranya yakni Desa Sendangmulyo, Kecamatan Ngawen, Blora.

PAUD inklusi gratis

Sriyono Abdul Qohar sedang mengajar anak-anak usia dini. Sriyono merupakan guru PAUD disabilitas asal Blora, Jawa Tengah yang mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan kategori penyandang cacat peduli PAUD. Ia mendirikan dan mengajar di PAUD Gembira Ria di Blora.Dok. Sriyono Abdul Qohar Sriyono Abdul Qohar sedang mengajar anak-anak usia dini. Sriyono merupakan guru PAUD disabilitas asal Blora, Jawa Tengah yang mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan kategori penyandang cacat peduli PAUD. Ia mendirikan dan mengajar di PAUD Gembira Ria di Blora.

Konsep yang ia tawarkan adalah sekolah inklusi gratis untuk anak-anak usia dini. Ia kemudian mengajar di PAUD Gembira Ria dengan bermodalkan semangat mengajar, dana yang terbatas, perlengkapan seadanya, dan rekan-rekannya yang juga membantu mengajar.

"Orang tua hanya titip uang jajan Rp. 2000 yang dikelola oleh paguyuban orang tua wali murid apabila sisa untuk kegiatan-kegiatan pengembangan kreatif anak, parenting orang tua, dan transport belajar di luar kelas," ujarnya.

Saat mengajar di PAUD Gembira Ria, ia tak memikirkan penghasilan. Sriyono juga bergabung di komunitas difabel untuk meningkatkan penghasilannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com