Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepertiga Anak Usia 10 Tahun Indonesia Tak Mampu Baca dan Pahami Cerita Sederhana

Kompas.com - 20/11/2019, 16:43 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lebih dari sepertiga anak-anak usia 10 tahun di Indonesia tak mampu membaca dan memahami cerita sederhana. Hal itu berdasarkan data terbaru milik Bank Dunia tahun 2011 tentang learning poverty.

"Banyak anak, bahkan saat ini di sekolah, mereka tidak belajar keterampilan dasar," kata Direktur Pelaksana Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Rolande Pryce seperti dikutip dari Antara.

Learning poverty adalah kondisi ketidakmampuan anak pada usia 10 tahun dalam membaca dan memahami cerita sederhana. Di negara-negara miskin, learning poverty mencapai 80 persen.

Data Bank Dunia mencatat sebanyak 53 persen dari seluruh anak di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah mengalami learning poverty.

Dari data tersebut, Indonesia termasuk di dalamnya karena lebih dari sepertiga anak-anak usia 10 tahun Indonesia mengalami learning poverty.

Menjadi wake up call

Kemajuan dalam mengurangi learning poverty terlalu lambat untuk memenuhi aspirasi yang tercantum dalam Sustainable Development Goals (SDG) nomor 4, yaitu memastikan pendidikan yang inklusif, bermutu, dan untuk semua.

Baca juga: Buku Digital, Inovasi Pembelajaran Perkuat Literasi Kalimantan Utara

Sejalan dengan Proyek Human Capital (Modal Manusia), Bank Dunia telah meluncurkan target global yang ambisius tetapi terukur, untuk mengurangi tingkat learning poverty menjadi minimal setengahnya sebelum tahun 2030.

Hal itu berarti pengurangan tingkat learning poverty rata-rata hampir tiga kali lipat dari tingkat kemajuan global.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Harris Iskandar mengatakan data milik Bank Dunia merupakan paparan yang bagus. Ia menyebutkan saat ini tingkat buta huruf di Indonesia sudah berada di tingkat minimum yakni 1,93 persen untuk umur 15-59 tahun.

"Dan itu tersebar di provinsi Indonesia Timur, pedesaan bukan perkotaan. Umumnya adalah memang di kantong2 kemiskinan," ujar Harris kepada Kompas.com di Jakarta, Selasa (19/11/2019).

Menurutnya, dari dua pertiga dari total masyarakat Indonesia yang buta huruf adalah perempuan dan usianya di atas 45 tahun. Masyarakat Indonesia yang ada di bawah umur 45 tahun hampir 98 persen itu bisa membaca tulis dengan baik.

"Bank Dunia belum punya data tentang Indonesia. Ini semacam wake up call buat kita. Di dunia ada learning poverty seperti ini," ujar Harris.

Ada peningkatan pendidikan di Indonesia

Bank Dunia mencatat Indonesia telah meraih kemajuan penting dalam pendidikan. Reformasi kebijakan utama telah secara dramatis meningkatkan akses terhadap pendidikan dalam sistem pendidikan Indonesia yang besar dan kompleks, khususnya bagi anak-anak yang kurang beruntung.

Sejak tahun 2000, total jumlahi siswa telah meningkat lebih dari 10 juta (25 persen).  Peningkatan jumlah siswa ini disertai dengan kenaikan tertinggi skor rata-rata matematika dalam Programme for International Student Assessment (PISA) antara tahun 2003 sampai 2015.

"Ini merupakan sebuah pencapaian yang besar," lanjut Rolande.

Walaupun telah mengalami kemajuan tersebut, pembelajaran siswa tetap rendah dan kesenjangan hasil belajar meningkat.

Sebagian besar siswa tidak mencapai target pendidikan nasional Indonesia yang telah ditetapkan dan juga berprestasi rendah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga.

Pada tahun 2018, nilai rata-rata ujian nasional siswa di semua mata pelajaran dan untuk semua jenis sekolah untuk jenjang menengah pertama adalah 49,5 (skala 100), padahal nilai kelulusan adalah 55.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com