Di masa depan, teknologi kecerdasan buatan (AI) akan hadir di setiap lini dan membawa risiko yang signifikan di bidang keamanan komputasi. Namun, di sisi lain, AI juga dapat dimanfaatkan sebagai peranti penting dalam membangun sistem pertahanan siber.
Ini dapat terwujud berkat kapabilitasnya yang mampu menganalisis, mengobservasi, hingga mendeteksi adanya indikasi kejanggalan di jaringan secara cerdas. Tentunya dibutuhkan SDM handal untuk bisa mewujudkannya.
Hal ini, menurut Ken Qijian, menuntut peran serta dan komitmen dari semua pihak menerapkan langkah-langkah strategis konkret dalam memperkokoh keamanan, mengantisipasi isu-isu terkait privasi, membangun kesadaran masyarakat, serta dalam menghadirkan solusi-solusi perlindungan dan keamanan siber.
Selama panel berlangsung, Huawei juga membagikan perspektifnya terhadap keamanan dan bagaimana teknologi dan solusi Huawei akan dapat selaras dengan upaya dan inisiatif BSSN dalam mengembangkan sistem deteksi dini keamanan di ruang siber.
Dalam penandatanganan kerja sama antara BSSN dan Huawei bulan lalu, keduanya sepakat melanjutkan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan untuk turut menumbuhkan kesadaran pentingnya keamanan siber kepada semua kalangan, dari bidang akademik maupun masyarakat luas.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan