Rektor UMJ: Keadilan dalam Capaian Keadilan Sosial

Kompas.com - 22/11/2019, 22:02 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

 

KOMPAS.com - Nilai keadilan harus diperhatikan dalam setiap pencapaian kesejahteraan sosial. Poin utama ini mengemuka dalam acara bedah buku "Keadilan dalam Capaian Kesejahteraaan Sosial" karya Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Prof. Syaiful Bakhri.

Buku setebal 317 halaman resmi terbit pada Juli 2019 dan menjadi karya Prof. Syaiful ke-31 sejak pertama kali menulis buku tahun 2003.

Bedah buku yang digelar  di Ruang Sidang Gedung Rektorat UMJ, Jakarta (22/11/2019) dihadiri juga tokoh Muhammadiyah Prof. Muhammad Sirajuddin Syamsuddin (Din Syamsuddin).

Prof. Syaiful melalui rilis resmi menjelaskan terdapat nama sejumlah guru besar seperti Din Syamsudin, Ahmad Yani, Agus Suradika, hingga Adi Fahrudin ikut berkontribusi dalam buku yang ditulis selama tiga bulan tersebut.

Keadilan dan kesejahteraan

Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin menyampaikan buku ini amat penting karena mengangkat unsur kunci dalam kehidupan bernegara di Indonesia, yaitu keadilan dan kesejahteraan.

Baca juga: Menko PMK: Mahasiswa dan Dosen Harus Diberi Keleluasaan Sampaikan Kebenaran

Namun kedua unsur kunci ini, kata Din, belum kunjung diwujudkan sementara terdapat tantangan dan ancaman, mulai dari demoralisasi, political decay (pembusukan politik), dan permisivisme di depan mata.

"Dan yang lebih besar adalah bahaya radikalisme agama yang bersifat politik, seperti ingin menggantikan negara pancasila dengan tatanan syariah agama atau khilafah yang mudah ditolak," kata Din.

Ia menegaskan, "Muhammadiyah sudah menyatakan NKRI dan Pancasila final. Sama halnya dengan NU (Nahdlatul Ulama). 

Hal senada disampaikan Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan dan Ilmu Politik UMJ, Adi Fahrudin. Ia menyebut buku "Keadilan dalam Capaian Kesejahteraaan Sosial" mengungkap nilai keadilan yang harus diperhatikan dalam setiap pencapaian kesejahteraan sosial.

"Kesejahteraan objektif bisa diukur dengan pencapaian pendapatan dan penghasilan, serta kepemilikan aset. Tapi keadilan subjektif tidak ditentukan semata-mata oleh kesejahteraan objektif, sebab adakalanya orang yang memiliki aset dan penghasilan, tidak merasakan sejahtera dan bahagia," terang Adi.

Dorong dosen menulis buku

Dalam proses kreatif penulisan buku Prof. Syaiful menuturkan sebagai dosen awalnya dia hanya menulis buku untuk kepentingan bahan ajar perkuliahan. Namun seiring waktu berjalan, dia juga menulis tentang filsafat dan berbagai perspektif akademik lainnya.

"Saya menulis yang terakhir ini, saya minta kawan guru besar untuk memberikan perspektif lain dari apa yang saya tulis, dan saya menghadapi sebuah kepuasan luar biasa dari segi akademik," tutur dia.

"Prof. Din menguatkan pikiran dari topik-topik buku saya. Berikutnya berdasarkan keahlian, Prof. Yani dari segi tata negara dan politik. Agus Suradika di bidang akademik dan Prof. Adi Fahrudin di bidang kesejahteraan sosial," terang Syaiful.

Syaiful berharap bukunya dapat mendorong para dosen di perguruan tingginya agar ikut terjun dalam dunia penulisan.

Sebab, menurut dia, ada banyak dosen berjenjang S2 dan S3 di UMJ sejatinya memiliki tesis maupun disertasi yang layak dipublikasikan. "Tapi (mereka) masih takut untuk menerbitkan," kata dia singkat.

Syaiful menambahkan, jika para dosen mulai melakukan kegiatan gemar menulis, bukan tidak mungkin setiap tahunnya ada ratusan buku akan diterbitkan setiap tahun dari UMJ.

"Ini baru soal jumlah. Kalau soal kualitas kita akan tambah terus menerus," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Seabad Pramoedya Ananta Toer: Sastrawan dan Aktivis yang Menginspirasi

Seabad Pramoedya Ananta Toer: Sastrawan dan Aktivis yang Menginspirasi

Edu
Wacana Gaji ke-13 dan 14 Dihapuskan, ASN: Waktunya Kencangkan Ikat Pinggang

Wacana Gaji ke-13 dan 14 Dihapuskan, ASN: Waktunya Kencangkan Ikat Pinggang

Edu
Wacana Gaji ke-13 dan 14 Dihapus, Curhat ASN: Ini Sering Lembur, Gaji Bukan Ditambah, Malah Dipotong

Wacana Gaji ke-13 dan 14 Dihapus, Curhat ASN: Ini Sering Lembur, Gaji Bukan Ditambah, Malah Dipotong

Edu
Daftar Jurusan SMK, D1-S1 yang Banyak Dibutuhkan di Penerimaan Polri 2025

Daftar Jurusan SMK, D1-S1 yang Banyak Dibutuhkan di Penerimaan Polri 2025

Edu
Guru Honorer Belum Tersertifikasi Akan Dapat Bantuan Dana Bulanan hingga Rp 500.000

Guru Honorer Belum Tersertifikasi Akan Dapat Bantuan Dana Bulanan hingga Rp 500.000

Edu
Wacana Gaji ke-13 dan 14 Dihapus, Curhat ASN: Itu Sangat Bikin Keruh Suasana

Wacana Gaji ke-13 dan 14 Dihapus, Curhat ASN: Itu Sangat Bikin Keruh Suasana

Edu
Sekolah Diminta Segera Ajukan Finalisasi PDSS agar Siswa Bisa SNBP 2025

Sekolah Diminta Segera Ajukan Finalisasi PDSS agar Siswa Bisa SNBP 2025

Edu
Tim SNPMB Perpanjang Finalisasi PDSS di SNBP 2025 sampai 7 Februari

Tim SNPMB Perpanjang Finalisasi PDSS di SNBP 2025 sampai 7 Februari

Edu
KaiTo Raih Penghargaan di Tokyo, Peluang Pekerja Keperawatan Indonesia Kian Terbuka

KaiTo Raih Penghargaan di Tokyo, Peluang Pekerja Keperawatan Indonesia Kian Terbuka

Edu
Wacana Gaji ke-13 dan 14 Dihapus, Curhat ASN: Sekarang Aja Kita Makan Tabungan Terus

Wacana Gaji ke-13 dan 14 Dihapus, Curhat ASN: Sekarang Aja Kita Makan Tabungan Terus

Edu
15 Kampus AS Berkunjung ke 3 Kota di Indonesia, Ikuti Jadwalnya

15 Kampus AS Berkunjung ke 3 Kota di Indonesia, Ikuti Jadwalnya

Edu
Apakah Lulusan SMK Bisa Daftar Akpol 2025?

Apakah Lulusan SMK Bisa Daftar Akpol 2025?

Edu
Cara Daftar Akpol 2025 bagi Lulusan SMA, Klik penerimaan.polri.go.id

Cara Daftar Akpol 2025 bagi Lulusan SMA, Klik penerimaan.polri.go.id

Edu
Pemerintah Akan Perkuat 'Hard Skill' dan 'Soft Skill' sejak Pendidikan Dasar

Pemerintah Akan Perkuat "Hard Skill" dan "Soft Skill" sejak Pendidikan Dasar

Edu
5 Prodi Baru D4-S1 ITS Jalur SNBP dan SNBT 2025, Cek Daya Tampungnya

5 Prodi Baru D4-S1 ITS Jalur SNBP dan SNBT 2025, Cek Daya Tampungnya

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau