Sejumlah Generasi Milenial Mengenang Guru Mereka

Kompas.com - 26/11/2019, 18:48 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setiap tanggal 25 November, Indonesia memperingati Hari Guru Nasional. Setiap orang, pasti punya kenangan-kenangan baik maupun buruk bersama guru.

Kompas.com merangkum kenangan-kenangan dari generasi millenial yang kini sudah terjun di dunia kerja untuk para guru.

Berikut cerita-cerita kenangan bersama guru yang Kompas.com rangkum.

1. Bu Jidi SDN Margomulyo II Ngawi

Viema Mirzalita (29) punya pengalaman guru terbaik sepanjang perjalanan hidupnya. Bu Jidi, guru SD Viema kini sudah meninggal dunia.

"Pas meninggal, aku gak bisa datang dan aku nangis-senangisnya. Beliau emang juara pokoknya," ujar Viema kepada Kompas.com.

Baca juga: Hari Guru, 7 Kisah Pendidik di Indonesia, Gaji Rp 75.000 Per Bulan hingga Nyambi Jadi Tukang Foto Keliling

Viema menceritakan jelang ujian, Bu Jidi selalu menyempatkan berkeliling Ngawi Raya untuk memeriksa murid-muridnya.

"Misalnya ketahuan muridnya main di jalanan, beliau datengin rumahnya, ngobrol sama orangtua buat ngingetin kalau besok ulangan. Orangnya sedikit keras, tapi selalu disegani," kata Viema.

Sampai Viema kuliah, Bu Jidi masih ingat dengannya saat ia main ke rumahnya. Bu Jidi adalah wali kelas Viema saat kelas 5-6 SD.

"Duh, aku jadi kangen," tambah Viema.

2. Bu Endang dan Bu Endah SMK Cengkareng 1

Fitra Hasnu memiliki pengalaman guru terbaiknya saat berada di jenjang SMK Cengkareng 1 Jakarta Barat. Saat itu, ia bisa membuat film dan menulis artikel di Rubrik Kompas Muda.

"Itu semua berkat dukungan penuh dari dua guru aku yang mau berkontribusi langsung memenuhi kebutuhan aku dan temen-temen pada masa itu," kata Fitra kepada Kompas.com.

3. Pak Umar SDN Cenderawasih II Jakarta

Hari Guru selalu mengingatkan Meyfitha Dea (23) dengan gurunya, Pak Umar. Pak Umar merupakan wali kelas Dea di kelas 3 dan 5.

"Karena beliau, saya dulu jadi rajin baca koran, bahkan saya dipinjemin korannya kalo beliau udah selesai baca (saya inget banget itu koran Tempo)," kata Dea kepada Kompas.com.

Bagi Dea, Pak Umar sering mengapresiasi cerita dan puisi yang ia buat. Pak Umar juga sering mendorong Dea untuk menempelkan karyanya di majalah dinding.

"Tapi sayangnya sekarang udah lost contact karena nomor beliau saya simpan di nomor yang udah lama banget rusak," kata Dea.

4. Pak Mansyur SDN Pejuang VII Bekasi

Dea Amelia (24) ingat gurunya di SDN Pejuang VII Bekasi bernama Pak Mansyur. Ia adalah guru yang pertama kali melihat Dea bisa membaca puisi.

"Aku diajarin lalu ikut lomba juara 1. Dari situ aku percaya diri untuk tampil di depan banyak orang," ujar Dea.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau