Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Ular Kobra, Akademisi ITB Bicara soal Ciri dan Cara Antisipasi

Kompas.com - 17/12/2019, 19:08 WIB
Albertus Adit,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Baru-baru ini banyak berita di media sosial terkait kemunculan ular kobra berbisa di pemukiman warga. Tentu hal ini membuat masyarakat resah.

Jika kamu ternyata menjumpai ular masuk ke rumah, ada baiknya memahami ciri-ciri ular berbisa atau tidak. Dilansir dari laman resmi Institut Teknologi Bandung (ITB), Ganjar Cahyadi akademisi yang juga ahli reptil ITB, memberikan penjelasan.

Ganjar Cahyadi juga merupakan Kurator Museum Zoologi, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB, Senin (16/12/2019) di ITB Kampus Jatinangor, mengatakan, musim penghujan merupakan masa di mana ular bereproduksi.

Baca juga: Waspada, Bulan Menetas Telur Ular, Jamban Bisa Jadi Tempat Sembunyi

Perlu diketahui, ular kobra memiliki bisa yang mematikan jika menggigit manusia.

 "Ular memiliki fase reproduksi, sekarang musim hujan di mana termasuk musim ular menetas. Kobra memiliki perilaku menyimpan telur di sarangnya," ujar Ganjar.

"Telur biasanya disimpan di sarang bekas tikus, atau ditempat-tempat lembab dan tumpukan sampah, lalu ketika awal musim hujan telur akan menetas," imbuhnya.

Ciri-ciri Ular Berbisa

Ular berbisa dikelompokkan dalam dua familia:

1. Elapidae

Ular yang termasuk Elapidae contohnya adalah Naja sputatrix (kobra jawa), Bungarus candidus (ular welang), dan Calliophis intestinalis (ular cabe).

2. Viperidae

Sementara untuk kelompok viperidae, cirinya adalah bagian kepala berbentuk seperti segitiga. Kalau di daun warnanya hijau dan jika di tanah warnanya kecoklatan.

"Ular berbisa memiliki taring yang mengeluarkan bisa. Dari perilakunya, ular berbisa lebih santai dalam bergerak, tapi kalau didekati akan melakukan upaya perlindungan diri atau menyerang. Sementara ular tidak berbisa, tidak memiliki taring dan bila didekati akan kabur," kata Ganjar.

 

Ular berbisa dapat dilihat dari warna atau coraknya.

Ular ini lebih mencolok warnanya. Misalnya ular cabai yang mempunyai garis warna merah di tubuhnya, kemudian ular bungarus memiliki warna hitam putih.

"Namun khusus untuk ular kobra, yang mencolok adalah karena warnanya hitam legam. Perilaku ular kobra, kalau terancam akan menaikkan tubuhnya dan mengembangkan rusuknya. Bahkan dapat menyemburkan bisanya ke arah mata," tambahnya.

Upaya antisipasi jika terkena gigitan ular

Ular jika menggigit bisa karena dua faktor. Pertama untuk memangsa dan kedua untuk mempertahankan diri dari ancaman.

Baca juga: Belasan Ular Kobra Teror Warga di Tasikmalaya

Gigitan ular bisa terjadi dua kemungkinan lain, yaitu gigitan berbisa dan gigitan kering (dry bites). Namun hal itu sulit untuk dijelaskan.

Lalu bagaimana cara penanganan medis pertama bagi orang yang terkena gigitan ular?

Menurutnya, setiap kali seseorang digigit ular maka harus selalu waspada bahwa gigitan tersebut memiliki atau mengandung bisa.

Hal yang perlu dilakukan pertama kali adalah imobilisasi atau meminimalisasi gerakan pada area yang terkena gigitan ular.

  • Perlakuannya seperti pada patah tulang, jadi kita memasang kayu yang diikatkan dengan perban elastis di bagian tubuh yang terkena gigitan.
  • Usahakan area yang tergigit tidak bergerak sama sekali untuk mencegah area peredaran bisa dengan cepat. Akan tetapi jangan diikat terlalu kencang.
  • Setelah dilakukan upaya tersebut, barulah dibawa ke fasilitas kesehatan.

Baca juga: 5 Fakta Teror Ular Kobra di Musim Hujan, Pemicu hingga Mitos Garam

Tindakan dilarang

Dijelaskan Ganjar, seringkali ada beberapa tindakan yang salah dalam penanganan terhadap gigitan ular.

  • Saat terkena gigitan ular, melukai lokasi yang terkena gigitan atau membakarnya sangat dilarang karena dapat terjadi infeksi.
  • Dilarang pula menghisap darah di lokasi gigitan karena racunnya dapat termakan.
  • Yang paling bagus sesuai saran WHO yaitu imobilisasi di area gigitan.

Harus jaga kebersihan rumah

Selain itu, Ganjar juga menyarankan kepada masyarakat untuk mengetahui dan mengidentifikasi beberapa pengetahuan dasar tentang ular.

 

"Jadi saat korban gigitan dibawa ke dokter, dia akan tahu bahwa telah digigit oleh jenis ular apa. Apakah berbisa atau tidak, warna serta coraknya, dan lain-lain. Sehingga dapat diaplikasikan obat anti-bisa yang tepat dari jenis ular yang telah menggigit," jelasnya.

Sebagai himbauan, Ganjar menyarankan kepada masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan rumah dan lingkungan di sekitar rumah.

Hindari banyaknya tumpukan-tumpukan benda, baik sampah, kardus, atau bekas barang yang seringkali dijadikan rumah bagi ular untuk bersarang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com