Ini 3 Resep Sinergi Orangtua dan Sekolah agar Pendidikan Siswa Sukses

Kompas.com - 04/01/2020, 12:51 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim di awal jabatannya menyampaikan prinsip gotong-royong dan kolaborasi akan menjadi kata kunci yang akan banyak mewarnai kementerian dipimpinnya.

"Kata gotong royong ini akan menjadi kata kunci di perjalanan kita bersama," tegasnya.

"Kita nggak bisa lakukan ini sendiri. Semua; pemerintah daerah, pemerintah pusat, guru, organisasi masyarakat, orangtua dan murid. Semua harus terlibat, semua harus gotong-royong untuk menciptakan kualitas pendidikan di Indonesia," ujar Menteri Nadiem kepada para jurnalis (23/10/2019).

Karenanya, peran paguyuban orangtua siswa sangat berarti bagi kemajuan sekolah. Berbagai peran bisa diambil oleh orangtua dalam mendukung peningkatan mutu sekolah.

Sinergi sekolah dan paguyuban orangtua

Seperti yang dilakukan oleh Yusman Tarigan dan para anggota paguyuban kelas VII SMPN 4 Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Jambi. Mereka bekerja sama menata kelas, mempercantik pojok baca, sampai menyediakan buku bacaan.

Baca juga: Negara Mana Memiliki Siswa Terpintar?

“Ayo bapak ibu, sekarang kita susun buku bacaan di pojok baca," teriak Tarigan mengajak para orangtua lainnya.

Para orangtua siswa kini terlibat aktif mendukung program peningkatan mutu sekolah. Hal itu terjadi setelah kepala sekolah, Tota Sinaga, membuka manajemen sekolah menjadi lebih transparan dan akuntabel.

Orangtua dilibatkan mulai membuat perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi program sekolah.

Seperti yang terjadi pada Jum’at sore lalu (21/12/2019), SMPN 4 Tanjabtim sangat ramai dengan orangtua bekerja di setiap kelas. Usut punya usut, esok harinya akan diadakan lomba menghias kelas dan pojok baca dengan melibatkan dukungan orangtua siswa.

Itulah cara Tota Sinaga mengajak keterlibatan orangtua siswa. Menurut Tota, seminggu sekali di sore hari secara bergantian paguyuban kelas datang ke sekolah. Mereka bergotong royong membersihkan dan menata kelas anaknya.

3 resep sinergi

Mengapa para orangtua siswa tersebut mau membantu sekolah? Berikut tiga resep kepala sekolah, Tota Sinaga bisa mendapatkan dukungan orangtua.

1. Membentuk Paguyuban Orangtua Siswa (POS)

Awalnya banyak orangtua siswa kurang peduli dengan program sekolah. Setelah mengikuti pelatihan peran serta masyarakat Program Pintar Tanoto Foundation, kepala sekolah dan pengurus komite sekolah membuat strategi membentuk paguyuban orangtua siswa (POS) di setiap kelas.

“Pembentukan POS ini agar para orangtua di setiap kelas terdorong mau bekerja sama dengan guru wali kelas untuk mendukung peningkatan kualitas pembelajaran dan budaya baca di kelas,” kata Subdit Lubis, salah seorang pengurus komite sekolah SMPN 4 Tanjabtim.

Awalnya memang sulit. Banyak yang tidak memahami perlunya paguyuban kelas orangtua tersebut.

Baca juga: Belajar Nyata IPS, Siswa SDN Purwojati Telaah Masalah Kemiskinan di Desa

“Mereka bertanya-tanya, untuk apa membentuk paguyuban orangtua. Saya tekankan bahwa dukungan orangtua ini bukan dana, namun pikiran, tenaga, dan kemampuan yang dimiliki orangtua juga bisa," katanya.

Kini dukungan nyata mulai terlihat. Pengecatan dan penataan ruang kelas dilakukan oleh orangtua. Yang menarik di setiap kelas dibuat pilihan warna cat tembok, meja, dan kursi sesuai selera kelas masing-masing. Ada yang mejanya berwarna hijau, biru, dan putih.

“Orangtua dan paguyuban juga selalu kita undang rapat untuk mengetahui perkembangan anaknya. Hal itu ,” ungkap Ibu Tota.

2. Memanfaatkan Group WhatsApp

Kepala Dinas Pendidikan Tanjab Timur, Jambi, Junaedi Rahmat terkesan dengan penataan kelas dan pojok baca di SMPN 4 Tanjab Timur.DOK. TANOTO FOUNDATION Kepala Dinas Pendidikan Tanjab Timur, Jambi, Junaedi Rahmat terkesan dengan penataan kelas dan pojok baca di SMPN 4 Tanjab Timur.

Tota Sinaga, Kepala SMPN 4 Tanjabtim sangat bangga dan mengapresiasi semangat gotong royong yang ditunjukkan para orangtua, guru-guru, dan siswanya. Hal ini berkat komunikasi intensif yang terus dilakukan.

Kepala sekolah memanfaatkan whatsApp group setiap kelas untuk menyosialisasikan program-program sekolah.

“Para guru juga aktif menunjukkan kemajuan proses pembelajaran kepada paguyuban orangtua siswa. Hal itulah yang membuat kepercayaan orangtua kepada sekolah meningkat,” kata Tota.

Dia sangat bersyukur dengan adanya WhatsApp group, informasi apapun bisa cepat sampai di tangan orang tua. Bahkan mereka sekarang semua mau meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta materi bagi kemajuan sekolah.

"Terima kasih telah mengubah wajah kelas anak-anak kita. Kelas sekarang menjadi lebih nyaman dan membuat anak lebih betah belajar di dalam kelas," ucapnya kepada semua paguyuban orangtua siswa.

Baca juga: Kejutan Tumpeng Natal Siswa Muslim untuk Anak Nasrani di Kota Madiun

Putri Maharani, siswi kelas VIII mengaku senang dengan perubahan di kelasnya, ia bersama teman-temannya semakin semangat untuk berangkat ke sekolah.

“Tambah semangat aja gitu, kan kelasnya udah bagus,” ujar Putri.

3. Mengundang Orangtua Berbagi Kesuksesan

Para orangtua siswa yang memiliki kemampuan khusus dan sukses di bidangnya juga diundang sekolah untuk menjadi narasumber pembelajaran.

"Para orangtua yang sudah sukses juga kami undang untuk memberikan motivasi dan inspirasi kepada siswa," kata Tota.

Orangtua bisa masuk kelas untuk berbagi pengalaman dalam pembelajaran di kelas anaknya. Terkadang mereka juga bisa menjadi narasumber yang dihadiri oleh seluruh siswa.

“Dengan berbagi kesuksesan orangtua, ternyata bisa memotivasi siswa untuk rajin belajar,” kata Tota lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau