Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk Klaster Mandiri, 3 Kampus Muhammadiyah Diapresiasi Menristek

Kompas.com - 08/01/2020, 19:05 WIB
Albertus Adit,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengapresiasi hasil penelitian Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA).

Apresiasi diberikan karena mampu menempatkan tiga universitas PTMA ke dalam Klaster Mandiri dan tujuh belas universitasnya dalam Klaster Utama pada Klasterisasi Perguruan Tinggi Bidang Penelitian Periode 2016-2018.

Adapun 3 universitas masuk Klaster Mandiri Kemenristek yaitu:

  1. Universitas Muhammadiyah Surakarta (ranking 27)
  2. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (ranking 34)
  3. Universitas Muhammadiyah Malang (ranking 39).

Baca juga: Menristek: Jumlah Pengelolaan Dana Riset Ditentukan Penilaian Kinerja

Demikian diungkapkan Menristek Bambang pada Silaturahim Nasional Konsorsium Lembaga Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (LPPM PTMA) di Hotel Harper Mangkubumi, Yogyakarta, Selasa (7/1/2020).

PTMA harus bermanfaat

Melalui rilis resmi Menristek berharap penelitian dari PTMA sekaligus menjadi pengabdian pada masyarakat, yaitu dengan mengembangkan ekonomi dari masyarakat di sekitar kampusnya.

"Saya tahu Muhammadiyah adalah organisasi yang inklusif. Jadi harus punya manfaat kepada masyarakat sekitar, masyarakat Indonesia, juga kepada umat," kata Bambang.

"Sehingga kita bicara bagaimana peran universitas Muhammadiyah untuk memenuhi ekspektasi dari masyarakat," imbuhnya.

Menurut Menteri Bambang, pencapaian ini karena didukung oleh LPPM yang mampu mendorong penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan inovasi pada perguruan tinggi.

Menristek berharap, LPPM ini tidak berhenti hanya menjadikan ranking Muhammadiyah naik, tapi bagaimana LPPM tersebut bisa membawa universitas Muhammadiyah menjadi agen perkembangan ekonomi.

Penelitian untuk pengabdian masyarakat

Selain itu, untuk meningkatkan ranking penelitiannya juga bermanfat bagi masyarakat, LPPM harus mencari dulu jenis kegiatan ekonomi di sekitar kampus yang masih dapat dikembangkan lebih baik.

"Tinggal lihat daerah sekeliling apa isi dan kegiatannya. Apakah peternakan, pangan, perkebunan, industri kecil, atau yang lainnya," ujarnya.

Baca juga: Menristek Ajak Generasi Muda jadi Pahlawan Kekinian lewat Riset dan Inovasi

"Nah, di situlah pengabdian masyarakat menjadi penting. Jadi, penelitian digunakan untuk bisa melakukan fungsi pengabdian masyarakat dengan tepat," tambah Menristek.

Pada acara tersebut, hadir pula Sekretaris Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V Yogyakarta Tunggul Priyono, Sekretaris Pengurus Pusat Muhammadiyah Agung Danarto, dan Anggota Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan Pengurus Pusat Muhammadiyah Harun Joko Prayitno.

Turut hadir, Ketua Konsorsium LPPM PTMA Agus Ulin Nuha, Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Gunawan Budianto, serta perwakilan LPPM dari PTMA seluruh Indonesia.

Usai acara, Menristek mengunjungi Reaktor Kartini di Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional (PSTA BATAN) Yogyakarta dan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com