Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Kesalahan yang Membuat Lulusan Sarjana Sulit Dapat Kerja

Kompas.com - 14/01/2020, 18:53 WIB
Ayunda Pininta Kasih,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Portal pencarian kerja hingga teknologi email kian memudahkan para mahasiswa semester akhir hingga fresh graduate untuk melamar pekerjaan. Dalam beberapa menit, lamaran sudah terkirim ke berbagai perusahaan sekaligus.

Namun, dibalik kemudahan melamar daring, ada ratusan bahkan ribuan pelamar lain yang menjadi pesaing. Persaingan pun akan terus berlanjut hingga tahap interview kerja.

Selain banyaknya saingan, ternyata ada sejumlah kesalahan yang membuat kandidat sarjana ditolak perusahaan. Merangkum dari Rencanamu.id, berikut sejumlah hal yang bisa mengakibatkan lamaran kamu ditolak perusahaan.

Baca juga: Beasiswa Program S1 Perkebunan Kelapa Sawit, Bebas Biaya Pendidikan

1. Salah "alamat"

Sejumlah perusahaan meminta kandidat untuk mengirimkan CV melalui email. Walau mudah, saking banyak lamaran yang kamu kirim, berpotensi membuat kamu lupa mengganti nama yang dituju. Misalnya, melamar untuk perusahaan A namun dalam lamaran tertulis perusahaan B.

2. Subjek email tidak spesifik

Lamaran yang dikirimkan lewat email harus menyantumkan subjek yang jelas, misalnya dengan menuliskan posisi yang dilamar. Biasanya, perusahaan memberikan subjek khusus bila memang lamaran dikirim melalui email seperti JOB(spasi)posisi yang dituju.

3. Isi email kosong

Lamaran yang dikirimkan melalui email juga harus memanfaatkan body email sebagai perkenalan singkat di samping mencantumkan CV sebagai lampiran.

Bila subjek dan email kosong, kemungkinan besar HRD juga malas untuk melihat karena banyaknya email dari pelamar lain.

4. Tampilan CV kurang menarik

Walau tak ada patokan bentuk CV ideal, namun baiknya CV mudah dibaca dan enak dilihat. Terlebih bila kamu melamar ke industri kreatif, maka CV adalah media paling efektif untuk menunjukkan bahwa kamu adalah orang yang kreatif.

5. Minim informasi tentang perusahaan

Di sesi wawancara, sejumlah HRD dapat menanyakan pendapat kamu tentang sejauh mana kamu tahu tentang bisnis perusahaan dan strategi kamu untuk mengembangkannya.

Sayangnya, mengirim lamaran sekaligus banyak bisa saja membuat pelamar skip tentang profil perusahaan sehingga bingung saat ditanya.

6. Hasil “job test” tak memuaskan

Sebelum sesi interview, perusahaan bisa meminta kandidat untuk membuat file presentasi atau karya tulis dengan topik tertentu.

Lewat tugas tersebut, perusahaan akan menilai wawasan, kemampuan berpikir dan analisa, hingga niat atau tidaknya karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan.

7. Kalah saing dengan anak magang

Beberapa perusahaan kadang tak mau “membeli kucing dalam karung”. Artinya, mereka akan lebih memilih lamaran kandidat yang pernah magang dan terbukti bagus pekerjaannya.

Baca juga: Sederet Hobi Ini Dapat Membuat Mahasiswa Mudah Cari Kerja

8. Alasan melamar tidak kuat

Walau tujuan kamu bekerja di perusahaan tersebut hanya sebagai batu loncatan, baiknya tunjukkan ketertarikan untuk bekerja di perusahaan tersebut. Bila HRD menanyakan “mengapa kamu mau bekerja di sini” hindari menjawab “karena perusahaan ini lagi membuka lowongan.”

9. Kemampuan bahasa Inggris kurang

Ada sejumlah perusahaan yang mengharuskan kandidat memiliki kemampuan bahasa Inggris fasih alias fluent.

Kemampuan ini bisa dinilai saat kamu menjalani sesi wawancara berbahasa Inggris. Walau nilai IPK tinggi, kemampuan bahasa Inggris yang kurang memadai dapat menjadi kendala untuk diterima kerja di sejumlah perusahaan.

10. Penampilan tak sesuai

Baiknya sesuaikan penampilan dengan perusahaan yang dilamar. Bila kamu melamar di industri kreatif, kenakan pakaian rapi namun tetap trendi. Bila melamar di perbankan, kenakan jenis pakaian sesuai dengan posisi yang dilamar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com