Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

STEAM, Metode Pengajaran untuk Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Kompas.com - 16/01/2020, 15:23 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

KOMPAS.com - Era Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan perubahan teknologi yang semakin cepat seperti penggunaan Artificial Intelegent. Pekerjaan di masa depan akan banyak terdisrupsi seperti yang diprediksi oleh World Economic Forum.

Metode pembelajaran STEAM (Science Technology Engineering Arts Mathematics) menjadi salah satu kunci penting dunia pendidikan menghadapi era Revolusi 4.0. STEAM bisa mendorong pengembangan ilmu sains, teknologi, teknik, dan matematika semakin kreatif.

Head of School Jakarta International School (JIS), Dr. Tarek Razek mengatakan pola pendidikan dengan metode STEAM bisa membuat anak lebih berpikir kritis, mampu memecahkan masalah, mudah beradaptasi, dan komunikatif.

Anak-anak juga juga bisa belajar menjadi pemimpin, kreator, dan wirausaha.

"Saya pikir STEAM itu sangat penting karena ada peningkatan level kreativitas. Kebanyakan peneliti dan ahli matematika itu hanya berorientasi kepada proses tapi dengan tambahan Arts, bisa melihat sesuatu hal, menggunakan bagian lain dari otak untuk menyelesaikan masalah," kata Tarek kepada Kompas.com di JIS, Jakarta, Kamis (16/1/2020).

Baca juga: Benarkah Peran Guru Tidak Akan Terganti pada Era Revolusi Industri 4.0?

Menurutnya, para pendidik harus mulai menyiapkan murid untuk menghadapi perkembangan teknologi yang begitu cepat berubah. Sementara, kebutuhan sumber daya manusia ke depan yang dibutuhkan adalah mampu berpikir analitis dan kolaboratif.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengatakan STEAM merupakan cara mendidik Education 4.0 yang dengan perlu dilakukan di era Revolusi Industri 4.0.

Menurut Prof. Bambang, Arts perlu dijalankan berdampingan dengan STEM.

"Untuk bikin content creator, kita tak hanya butuh STEM. Kita harus butuh Arts. Dengan Arts kita bisa lebih kreatif. Dengan Arts, kita bisa menerjemahkan keinginan audiens," kata Prof. Bambang di JIS.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

Nasional
Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Nasional
Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Nasional
Marak 'Amicus Curiae', Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Marak "Amicus Curiae", Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Nasional
Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Nasional
Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Nasional
Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Nasional
Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com