Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Jenis-jenis Magang sebagai Modal Awal Masuk Dunia Kerja

Kompas.com - 18/02/2020, 15:56 WIB
Ayunda Pininta Kasih,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ibarat tak ingin membeli kucing dalam karung, sejumlah perusahaan kerap memilih anak magang yang telah teruji kompetensinya untuk menjadi kandidat karyawan ketimbang lulusan yang belum teruji.

Inilah mengapa program magang tengah menjadi salah satu kegiatan yang sangat penting bagi mahasiswa agar memiliki kemampuan yang dibutuhkan oleh industri.

Melalui kebijakan Kampus Merdeka, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menilai durasi magang untuk mahasiswa hingga tiga semester akan menguntungkan mahasiswa.

“Dengan durasi magang lebih lama, mahasiswa dapat memperoleh kompetensi lebih baik di perusahaan. Dunia industri juga mendapatkan manfaat lebih, karena mahasiswa magang akan mendapatkan waktu cukup untuk memahami suatu pekerjaan," ujar Nizam dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (7/2/2020).

Kebijakan ini sejalan dengan hasil survei CewekBanget.ID dan HAI Online yang melibatkan 2.442 remaja perempuan dan laki-laki berusia 15-24 tahun.

Baca juga: 7 dari 10 Profesi Paling Bersinar 2022 Butuh Skill dari Jurusan Ini

Survei menyebutkan, besarnya manfaat magang membuat sebanyak 97,9 persen remaja responden survei ingin melakukan magang jika ada kesempatan. Selain pemagangan, seminar bersama industri dan kunjungan industri juga dapat membuat siswa lebih mengenal kondisi dunia kerja terkini.

Alumnus Universitas Tarumanegara sekaligus Junior Arsitek Abiel Kristianto mengatakan, "Aku kemarin baru magang di kontraktor. Awalnya memang untuk memenuhi kebutuhan kampus, tetapi saat sudah lulus baru sadar kalau magang ternyata penting untuk pengalaman kerja nanti."

Dua jenis magang

Dijelaskan lebih lanjut dalam survei, ada dua jenis pemagangan yang paling umum dilakukan di Indonesia, yakni internship dan apprenticeship.

Baca juga: 7 Skill Ini Perlu Dimiliki Mahasiswa agar Mudah Dapat Kerja

Internship dilakukan untuk mendapatkan pengalaman kerja dan membantu mahasiswa untuk membentuk jaringan dengan industri tanpa penugasan yang terstruktur.

Sedangkan apprenticeship bertujuan untuk mendapatkan kompetensi tertentu dengan penugasan dan pelatihan yang terstruktur, terdiri dari kelas teori dan praktik kerja.

Apprenticeship terbagi dalam dua bentuk, yakni yang diprakarsai sekolah dan pemagangan berbasis industri. Berbeda dari internship, program magang apprenticeship harus disertai dengan sertifikasi sesuai dengan standar kompetensi yang diakui.

Manajer Program Pengembangan Keterampilan ILO Jakarta Tauvik Muhamad menerangkan, “Jadi ada tiga hal kenapa penting adanya sertifikat. Pertama, untuk menghindari peserta magang dimanfaatkan menjadi pekerja dengan upah murah oleh perusahaan. Kedua, memastikan peserta pemagangan memenuhi kualifikasi yang telah ditetapkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Ketiga, bisa jadi referensi untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.”

Baca juga: Kesempatan Magang PT MRT Jakarta untuk Mahasiswa D3 dan S1

Ragam program transisi dari sekolah ke dunia kerja

Selain magang, ada sederet program transisi yang perlu dilakukan oleh mahasiswa untuk bisa memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Dalam hal ini, survei menyebut kampus juga perlu berperan aktif.

"Lembaga pendidikan harus tahu apa yang dibutuhkan industri. Kalau mencetak sesuatu, harus ada user-nya. Tanya kebutuhan user, kompetensi apa yang mereka butuhkan. Jangan buat siswa belajar kompetensi yang tidak dibutuhkan perusahaan," Kata Kepala Bagian GA & HR PT Jotun Indonesia dan Kepala Sekolah SMK Mitra Industri 2100, Bekasi Lispiyatmini.

Beragam jenis program transisi dari sekolah ke dunia kerja yang dibutuhkan mahasiswa antara lain:

  • Praktik kerja atau magang
  • Kunjungan industri
  • Seminar bersama industri atau perusahaan
  • Pengenalan profesi
  • Seminar bersama guru atau dosen ahli dari industri

Sayangnya, sejumlah mahasiswa masih belum proaktif dalam menjalani program magang ini.

Survei yang sama menyebutkan, dari 2.442 responden, ternyata hanya 35 persen yang melakukan magang atau praktik kerja atas inisiatif sendiri.

Sedangkan 65 persen lainnya justru melakukan magang karena tugas atau kewajiban dari sekolah dan/atau kampus, bukan inisiatif sendiri.

 

Artikel ini merupakan kerja sama antara Kompas.com dan CewekBanget.ID serta Hai Online. Artikel utama dapat dilihat melalui: https://cewekbanget.grid.id/involve/ilo/

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com