KOMPAS.com - Yogyakarta yang dikenal sebagai Kota Pelajar kembali berduka. Setelah beberapa waktu lalu dikejutkan dengan aksi klitih yang merenggut korban jiwa, kini ada kasus siswa SMPN 1 Turi Sleman terseret arus saat kegiatan susur sungai pada Jumat (21/2/2020) sore.
Peristiwa itu terjadi saat 257 siswa SMPN 1 Turi Sleman sedang mengikuti kegiatan Pramuka, yakni susur sungai di Sungai Sempor, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Data sementara yang diperoleh, sebanyak 216 siswa terkonfirmasi selamat. Sebanyak 23 siswa mengalami luka-luka dan hingga kini sudah ada tujuh siswa menjadi korban jiwa.
Baca juga: UPDATE: Siswa SMPN 1 Turi Sleman yang Tewas Terbawa Arus Saat Susur Sungai Jadi 7 Orang
"Untuk korban meninggal ketujuh ditemukan jam 00.00 WIB lewat," kata Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD DIY Wahyu Pristiawan di Yogyakarta, Sabtu (22/2/2020), seperti dikutip Antara.
Jadi, dengan ditemukannya satu korban meninggal tersebut, maka korban yang belum ditemukan atau masih dalam pencarian jumlahnya tiga siswa.
Terpisah, Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Dwi Narni mengatakan, setelah terjadinya insiden siswa-siswi SMPN 1 Turi yang terseret arus sungai, pihaknya langsung mengumpulkan semua kepala sekolah yang berada di Sleman.
Tujuannya tak lain untuk diberikan imbauan tentang upaya preventif agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Tentu aktivitas-aktivitas di luar sekolah yang berisiko seperti itu diharapkan untuk dihindari.
"Hari ini (Sabtu), kami akan kumpulkan kepala sekolah dan pengawas sekolah. Ini untuk memberikan imbauan sebagai langkah pencegahan,” kata Narni.
Baca juga: Pakar: Susur Sungai Tidak untuk Anak dan Remaja, Apalagi Musim Hujan
Narni menyayangkan terjadinya insiden siswa-siswi yang terseret arus air sungai tersebut. Menurut dia, pembina seharusnya sudah bisa memperkirakan kondisi cuaca buruk yang sedang terjadi di DIY dan sekitarnya beberapa hari belakangan.
Kegiatan susur sungai hendaknya diadakan pada musim kemarau.
Kemudian, orangtua dari siswa ataupun siswi yang belum ditemukan saat ini tengah diberikan pendampingan psikologis.
Fokus utamanya adalah menemukan korban-korban yang masih hilang. Setelah semua selesai, pihaknya akan menelusuri lebih lanjut tentang detail dari peristiwa tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.