BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Beswan Djarum

Pemimpin, Ketahui Hal Ini untuk Raih Kesuksesan

Kompas.com - 24/02/2020, 20:23 WIB
Anissa DW,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi


SURABAYA, KOMPAS.com – Kehebatan seorang pemimpin tidak hanya dilihat dari prestasi dan seberapa hebat visi yang ingin diraihnya.

Mengutip Kompas.com, Selasa (11/2/2020), visi adalah deskripsi atau gambaran tentang masa depan lebih baik yang dimiliki oleh setiap leader atau pemimpin untuk kelompoknya.

Lebih dari itu, menurut Motivator dan Leadership Trainer asal Singapura James Gwee, seorang pemimpin yang baik dan hebat adalah pemimpin yang mampu mengomunikasikan visinya agar setiap anggota kelompok bisa memiliki gambaran sama akan visi yang ingin dicapai terebut.

Pasalnya, untuk mewujudkan visi miliknya, seorang pemimpin tidak bisa bekerja sendiri. Pemimpin membutuhkan bantuan dan kolaborasi dari para anggota kelompoknya.

“Nah, karena itu pemimpin harus mengetahui bagaimana cara berkomunikasi secara efektif dengan orang yang memiliki karakteristik berbeda-beda agar pesannya tersampaikan,” ungkap James saat mengisi acara Leadership Development batch IV, Djarum Beasiswa Plus, di Hotel Harris Gubeng, Surabaya, Selasa (11/2/2020).

Ia melanjutkan, dengan karakteristik dan kepribadian setiap orang yang berbeda, cara berkomunikasi dan memotivasinya pun berbeda.

Misalnya, kata James, ada orang yang termotivasi jika diberikan tantangan. Ada pula yang termotivasi dan mau berkontribusi jika merasa apa yang akan dilakukan itu menyenangkan.

Maka dari itu, mengetahui bagaimana karakteristik dan kepribadian setiap individu dalam kelompok merupakan tugas penting yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin.

James kemudian menjelaskan 4 teori kepribadian yang dicetuskan oleh psikolog Amerika Serikat William Moulton Marston, melalui bukunya yang berjudul Emotions of Normal People tahun 1928.

Dalam buku itu, Marston mengelompokkan kepribadian manusia itu ke dalam 4 kelompok besar, yakni Dominance (D), Influence (I), Steadiness (S), dan Compliance (C) atau disebut juga DISC.

Dominance

Tipe pertama adalah Dominance (D). Menurut James, ciri individu ini adalah tidak suka basa-basi dan cederung berkata apa adanya.

Mereka juga dapat mengambil keputusan dengan cepat. Namun, tipe ini kurang teliti dan kurang bisa melihat hal-hal detail. Ciri lainnya, tipe D menyukai tantangan, suka menang, dan suka menantang diri sendiri.

“Jadi, kalau ingin memotivasi orang dengan tipe D, gunakanlah kata tantangan atau tantang mereka untuk melakukan sesuatu,” ucap James.

Hal yang harus diingat, saat berbicara dengan individu tipe D semua hal harus dipaparkan dengan jelas. Target apa yang ingin dicapai, jangka waktunya, hingga penghargaan apa yang akan didapatkan jika berhasil menaklukkan tantangan tersebut.

Influence

Tipe selanjutnya adalah Influence (I) atau si pembangkit suasana. James mengatakan, tipe kepribadian ini sangat optimis, antusias, senang berpartisipasi, dan memiliki kepribadian yang ramah.

“Mereka biasanya tidak betah duduk diam berlama-lama. Selalu punya hal untuk dilakukan. Tipe ini pun punya kemampuan komunikasi yang baik,” terang dia.

Motivator dan Leadership Trainer asal Singapura James Gwee saat memberikan materi tentang kepemimpinan di acara Leadership Development batch IV, Djarum Beasiswa Plus, di Hotel Harris Gubeng, Surabaya, Selasa (11/2/2020).KOMPAS.com/ANISSA DEA WIDIARINI Motivator dan Leadership Trainer asal Singapura James Gwee saat memberikan materi tentang kepemimpinan di acara Leadership Development batch IV, Djarum Beasiswa Plus, di Hotel Harris Gubeng, Surabaya, Selasa (11/2/2020).

Kebalikan dari tipe D, tipe Influence tidak bisa bicara dengan gamblang. Ketika harus menasihati orang lain, mereka lebih suka mencairkan suasana terlebih dahulu baru kemudian masuk ke inti pembicaraan.

Saat bekerja sama dengan tipe I, ajak mereka untuk berpartisipasi, ciptakan suasana diskusi yang menyenangkan, serta beri kesempatan untuk bertanya.

Namun demikian, karena pembawaannya yang santai, tipe I sulit untuk mempertahankan fokus dalam jangka waktu lama. Mereka cenderung menunda pekerjaan dan baru mengerjakannya tergesa-gesa menjelang akhir tenggat waktu (deadline).

Steadiness

Individu dengan tipe Steadiness (S) merupakan orang-orang yang cinta damai dan ketenangan. Secara alamiah, orang dengan tipe S suka bekerja sama dan menolong orang lain.

“Ciri tipe S adalah sangat berempati dengan orang lain. Selalu menempatkan dirinya di posisi orang lain dan tidak bisa menolak. Mereka lebih suka bekerja di balik layar,” papar pria berkaca mata itu.

Selain itu, lanjut James, tipe S suka untuk menyesuaikan diri dan berbaur dengan lingkungan sekitar. Ketika suasana heboh dan ramai mereka juga bisa heboh. Pun ketika suasana lebih santai mereka akan menyesuaikan.

Karena menyukai kedamaian, tipe S cenderung menghindari konflik. Jika ada dua pihak berseteru mereka akan berusaha untuk mendamaikannya.

Compliance

Terakhir adalah tipe Compliance (C) atau orang-orang yang suka dengan ketertiban. Menurut James, tipe C merupakan tipe yang sangat rapi, tertib, dan perfeksionis. Orang tipe C selalu melakukan sesuatu sesuai dengan tahapannya, step by step.

“Tipe C memiliki kemampuan perencanaan yang sangat bagus karena ketelitian dan perhatian mereka terhadap detail,” kata James.

Namun demikian, karena teliti dan merencanakan segala sesuatu dengan detil, tipe C biasanya lebih lambat dalam mengambil keputusan. Hal ini karena mereka ingin memastikan semua berjalan akurat dan sempurna.

“Jadi, saat berkomunikasi atau bekerja sama dengan individu tipe C, seorang pemimpin sebaiknya fokus pada fakta dan detail, tidak banyak basa-basi, sabar, dan diplomatis,” papar James di hadapan 62 orang penerima Djarum Beasiswa Plus angkatan 2019/2020.

Sebagai informasi, Djarum Beasiswa Plus merupakan program beasiswa prestasi yang diselenggarakan oleh Djarum Foundation sejak tahun 1984. Melalui program ini, mereka memberikan dana pendidikan selama satu tahun kepada ratusan mahasiswa di seluruh Indonesia.

Tak hanya biaya pendidikan, para penerima beasiswa juga mendapatkan berbagai macam pelatihan soft skill atau keterampilan lunak yang diselenggarakan dalam beberapa batch. Pelatihan ini meliputi Character Building, Leadership Development, Community Empowerment, Competition Challenge, International Exposure, serta Nation Building.

Alhasil, para generasi penerus bangsa tersebut dapat menjadi pemimpin masa depan yang cakap serta mampu membawa orang-orang sekitarnya menuju masa depan yang lebih baik.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com