Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga dan Sekolah Jadi Ajang Melawan Perilaku Bullying

Kompas.com - 03/03/2020, 14:02 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

“Merujuk riset, ayah memiliki peranan terbesar dalam membully, yaitu sekitar 37 persen. Sementara ibu 29 persen, dan sisanya anggota keluarga lainnya. Kita sebagai orangtua harus bisa menjadi panutan bagi anak-anak. Berikan penghargaan dan punishment yang sesuai,” kata Kurniawati lagi.

Sekolah anti bullying

Perundungan di sekolah tidak bisa diabaikan. Secepatnya harus ada tindakan sekolah untuk mencegah perundungan di sekolah. Sri Wahyuni, SMPN 22 Batang Hari, Jambi, punya beberapa kiat untuk mencegah dan mengatasi terjadinya perundungan di sekolahnya.

Baca juga: Bullying, Nadiem: Negara Harus Jujur dan Melihat yang Terjadi di Sekolah

Pertama, sekolah membentuk tim pencegahan tindak kekerasan di sekolah. Tim ini diketuai oleh guru bimbingan konseling dengan anggota beberapa siswa yang mewakili kelasnya. Siswa dilibatkan sebagai anggota tim karena pergaulannya lebih dekat dengan siswa di kelasnya.

Kedua, mengaktifkan kegiatan tim kerja PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja). Tim kerja PIK-R menjadi salah satu wadah siswa untuk berkonsultasi dengan teman sebayanya. Melalui wadah ini, siswa yang mengalami perundungan bisa berkonsultasi dengan temannya.

Ketiga, memanfaatkan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS). Kegiatan yang dilakukan di awal tahun ajaran baru ini dapat diisi dengan materi yang mengajak siswa tidak melakukan segala jenis perundungan dan menjelaskan dampaknya. Baik bagi siswa pelaku maupun bagi siswa korban.

Keempat, memaksimalkan kotak pengaduan melalui SMS atau WA sekolah. Dengan adanya kotak pengaduan, semua bisa melaporkan bila melihat terjadi perundungan, tanpa rasa takut diintimidasi oleh pihak yang dilaporkan.

Sekolah bisa rutin memeriksa pengaduan tersebut agar dapat segera diketahui dan bertindak jika ada laporan yang mengarah adanya perundungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com