KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang tengah melanda dunia tak meredupkan semangat dua mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (Unair) untuk melanjutkan studi ke Korea Selatan.
Yusuf Ari Saktianto dan Farah Reginda tergabung dalam program Catholic University of Korea Exchange-Spring 2020 sejak 16 Maret 2020 hingga 26 Juni 2020 mendatang.
“Sebagai mahasiswa Humaniora saya merasa sangat perlu mengikuti program exchange, karena menjadi langkah untuk mengenal dan memahami budaya lain. Tapi, sayangnya gara-gara pandemi ini international exposure nya jadi kurang terasa,” ungkap Reginda yang akrab dipanggil Rere pada Kamis (14/5/2020), seperti dilansir dari laman resmi Unair News.
Baca juga: Daftar Perguruan Tinggi Kedinasan yang Buka Pendaftaran 8-23 Juni 2020
Namun, lanjut Rere, pemerintah Korea Selatan sangat responsif dan serius menangani pandemi. Mahasiswa tidak merasa terkekang dan bisa beraktivitas dengan tenang.
Sementara itu, Ari menjelaskan bahwa ia sempat tidak diizinkan untuk mengikuti program tersebut terkait pandemi Covid-19.
“Saya sempat tidak diizinkan oleh orang tua dan fakultas, karena Covid-19 sedang ganas-ganasnya. Namun, berkat keteguhan dan konsistensi menjaga kesehatan akhirnya diperbolehkan berangkat, karena pihak host university juga tidak melakukan pembatalan,” papar Ari.
Seharusnya, kata dia, mereka tiba di Korsel sejak akhir Februari dan program selesai pertengahan Juni. Namun, karena pandemi program sempat ditunda.
Baca juga: Dibuka, Pendaftaran Beasiswa S1 di 8 Perguruan Tinggi BUMN 2020
"Jadi, kami berangkat pada pertengahan Maret dan jika sesuai dengan perubahan sebelumnya, program akan selesai pada akhir Juni 2020,” ujar mahasiswa asal Madiun itu dalam keterangan tertulis yang sama.
Lebih lanjut Ari bercerita tentang pengalaman serunya mengikuti seleksi hingga berhasil mengikuti program pertukaran pelajar ke negeri ginseng tersebut.
Ari menjelaskan bahwa proses seleksi dari Catholic University of Korea sangat seru, karena pendaftar diminta membuat motivation letter dan juga rencana studi yang matang selama exchange.
“Selain membuat CV jadi menarik, exchange memberikan koneksi berharga, di sini saya sambil melakukan penelitian dan berhasil mendapatkan koneksi dosen sejarah dan budaya Korea, di Seoul National University,” jelasnya.
Lanjut Ari, selama exchange jumlah sks yang wajib diambil hanya 9 sks. Tetapi, karena ia mengambil kelas Bahasa Korea, maka hanya diperbolehkan 6 sks.
Ia pun mengambil mata kuliah A Short Introduction to Korean History and Its Culture dan Global Consumer Trend.
Selain itu, ia menyarankan, kondisi fisik dan kesehatan harus sepenuhnya siap karena geografis Korea Selatan kontras dengan Surabaya.
Baca juga: Beasiswa S1-S2 ke Australia, Potongan Biaya Kuliah hingga Rp 420 Juta
Ari dan Rere berpesan untuk semua mahasiswa bahwa mengikuti exchange tak hanya memperluas koneksi saja, namun dapat mempelajari budaya bangsa lain.
Selama menjalani exchange, Ari dan Rere tak lupa mengenalkan budaya Indonesia, contohnya batik dan makan dengan nasi.
Selain itu, mereka juga bertukar pengalaman budaya di masing-masing negara yang memberikan pengalaman berkesan.
"Hal tersebut akan membuat kita sadar betapa pentingnya budaya bangsa kita sendiri," pungkas Ari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.