Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Bisnis Gerabah Bisnis Berubah”, Belajar dari TVRI untuk SMA, 22 Mei 2020

Kompas.com - 23/05/2020, 19:24 WIB
Irfan Kamil,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Program Belajar dari Rumah di TVRI hadir kembali dengan tayangan Blogger Putih Abu-abu dengan Episode “Bisnis Gerabah Bisnis Berubah”, yang tayang pada pukul 10.00 – 10.30 WIB untuk SMA dan sederajat pada 22 Mei 2020.

Belajar dari Rumah adalah Program Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan alternatif pendidikan bagi semua kalangan di masa darurat Covid-19.

Baca juga: Rangkuman Ban Bekas Punya Kelas, Belajar dari TVRI 18 Mei 2020

Berikut adalah rangkuman Blogger Putih Abu-abu dengan Episode “Bisnis Gerabah Bisnis Berubah”:

Gerabah atau kerajinan yang terbuat dari tanah liat merupakan sebuah bisnis yang menjanjikan. Gerabah sering disebut sebagai tembikar atau keramik merupakan jenis usaha yang mampu bertahan lama dalam kondisi krisis sekalipun.

Dengan teknologi sederhana, gerabah mampu menjadi sebuah industri yang besar.

Para pekerja gerabah umumnya bukan sekedar mencari uang semata, mereka adalah pekarya sekaligus menjaga tradisi warisan nenek moyang.

Berkembangnya industri gerabah otomatis dalam artian positif mampu menyerap banyak tenaga kerja.

Di sinilah hubungan antara pekerja dan pemilik usaha terjadi. Harapannya industri akan maju seiiring dengan kesejahteraan pekerja yang makin terpenuhi.

Untuk tenaga kerja, biasanya industri gerabah memberdayakan masyarakat sekitar.

Para pembuat gerabah perlu terus didorong agar mengasah kemampuan sehingga inovasi bentuk dan motif-motif unik gerabah juga ikut berkembang.

Karenanya, tenaga kerja adalah aset sebuah usaha untuk industri gerabah karena lewat kreasi merekalah, kerya gerabah dapat diterima dan diserap oleh konsumen.

H. Eman, salah seoarang pengusah gerabah mengatakan, eksistensi industri gerabah dapat bertahan belasan tahun karena terus menyiasati selera pasar.

Tidak hanya perlengkapan rumah tangga saja yang dibuat dari gerabah, berbagai jenis hiasan cantik dengan berbagai bentuk juga banyak disukai.

Kelebihan gerabah memang terlihat dari bentuk yang sangat variatif, unik dan dapat dibuat sesuai keinginan.

Proses Pembuatan Gerabah

  • Menyiapkan bahan baku menggunakan tanah liat (tanah liat yang baik adalah tanah yang tidak mengandung batu-batu kecil dan biasanya sangat lengket)
  • Menghaluskan tanah liat menggunakan mesin penghalus, untuk mempermudah tanah untuk cepat harus merata tanah di siram menggunakan air.
  • Taburi serbuk batu bata atau genteng agar tidak lengket.

Peralatan

  • Kayu putar
  • Kain lap kecil yang berfungsi menghaluskan bentuk gerabah

Gerabah yang sudah jadi kemudian di keringkan selama dua hari dan hindari terkena sinar matahari secara langsung, karena proses pengeringan sendiri hanya berfungsi membuang kadar air yang ada dalam gerabah.

Baca juga: Rangkuman Bisnis Boneka, Bisnis Menggoda untuk SMA, Belajar dari TVRI 21 Mei 2020

Setelah itu bisa dibentuk motif pada gerabah menggunakan pisau raut. Setelah diukir dilakukan pengeringan melalui pembakaran selama 17 hingga 24 jam, dengan suhu 900 hingga 960 derajat celcius.

Setelah dibakar gerabah akan berubah warna menjadi kemerahan, kemudian dilakukan pengecatan dasar yang berfungsi menutup pori-pori gerabah.

Setelah itu permukaan gerabah dihaluskan menggunakan amplas agar bagian luarnya terlihat halus, untuk kemudian dilakukan pengecatan terakhir.

Untuk proses pemasaran gerabah biasanya dilakukan melalui toko, mengirim ke luar daerah, dan atau melalui internet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com