Hanya saja, dia berpendapat bahwa pengembangan vaksin Covid-19 sekarang ini jadi salah satu upaya banyak negara untuk menghentikan pandemi.
Hal itu karena banyak penelitian sudah menunjukkan bahwa antibodi yang terbentuk setelah infeksi SARS-CoV-2 secara alami ternyata tidak bertahan lama lalu akan menghilang dalam 2-3 bulan.
Namun jika nantinya vaksin tersebut berhasil dan akan dimasukkan ke dalam program imunisasi nasional, maka kontinuitas program tersebut akan bergantung pada suplai vaksin yang cukup.
Karenanya, pakar UGM ini berharap Indonesia bisa memproduksi sendiri. "Tentu akan mudah dipastikan jika kita mampu memproduksi vaksin sendiri, dibandingkan jika harus membeli dari produsen dari luar negeri," terangnya.
Baca juga: UGM Peringkat 19 Se-Asia Versi 4ICU
Ditambahkan, teknologi pembuatan vaksin terinaktivasi sudah dimiliki oleh PT. Biofarma. Akan tetapi untuk produksi massal vaksin itu harus menunggu hasil uji klinis fase tiga ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.