Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua dan Guru, Ini Cara Kenali dan Atasi Gangguan Mental Siswa

Kompas.com - 10/10/2020, 09:15 WIB
Elisabeth Diandra Sandi,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

4. Komunikasi.

Jovita mendapati banyak orangtua yang bingung bagaimana memulai cerita dengan anaknya.

Ia pun mengingatkan bahwa komunikasi itu bisa dilakukan secara verbal dan nonverbal.

“Jadi tidak melulu kita harus mencari kata-kata biar bisa ngobrol sama remaja kita, tidak seperti itu. Bisa aja kita mulai dengan tebak-tebakan, permainan atau cuman sekadar peluk aja dia. Atau saat melewati dia kita elus-elus pundaknya, itu nonverbal kan, itu termasuk komunikasi juga gitu ya,” ucapnya.

Baca juga: Ini 4 Kebijakan Kesehatan Mental Selama Pandemi Hasil Rekomendasi UI

Dengan membangun komunikasi bersama anak, mereka pun bisa percaya untuk cerita kepada orangtua maupun guru. Meski tidak bisa memberikan solusi, tetapi mereka mendapati hatinya terasa sejuk.

5. Berikan perhatian.

Melansir laporan dalam pemberitaan bbc.com, remaja masih membutuhkan perawatan khusus untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional mereka.

Maka dari itu, orangtua dan guru yang memberikan perhatian kepada anaknya bisa membantu remaja untuk membangun kepercayaan serta harga dirinya.

6. Berikan anak skill mengelola diri.

Salah satu alternatif yang orangtua dan guru bisa ajarkan ke anak untuk mampu mengelola diri ialah metode pelukan kupu-kupu atau butterfly hug.

“Kita bisa ajarkan butterfly hug sampai perasaan atau emosi tersebut bisa dia terima. Kemudian baru kita cari solusinya kalau memang dia memerlukan solusi,” ujar Jovita.

Butterfly hug merupakan metode terapeutik untuk membantu seseorang merasa santai dan tenang. Untuk mengenal dan melatih metode ini, Anda bisa klik ini.

7. Berikan pengalaman dan kesadaran cinta diri.

Terakhir, orangtua dan guru bisa berusaha untuk menanamkan pada diri remaja bahwa mereka itu berharga.

“Jadi kita bisa ajarkan anak-anak bersyukur setiap hari dengan cara doa, agamanya apapun, berdoa gitu. Entah itu berdoa bersama atau sendiri-sendiri dan minta pada anak setiap kali doa, ucapkan rasa syukur,” tutur Jovita.

Dengan cinta kepada diri sendiri, Jovita mengatakan bahwa seseorang tidak akan melukai diri sendiri ketika ada masalah yang datang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com