Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tugas Mahasiswa Sebagai Duta Perubahan Perilaku Selama Pandemi

Kompas.com - 19/10/2020, 08:24 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan Program Duta Edukasi Perubahan Perilaku.

Program tersebut merupakan salah satu bentuk program berkelanjutan dari Relawan Covid-19 (Recon) dan KKN Tematik yang digerakkan oleh mahasiswa sebagai agen perubahan dan generasi solutif.

Tugas mahasiswa sebagai duta edukasi memiliki amanah yang besar untuk menggerakkan perubahan perilaku hidup sehat.

Baca juga: Mahasiswa, Petik 4 Pelajaran Berharga Ini Selama di Rumah Saja

Oleh karena itu, Ditjen Dikti memberikan pembekalan kepada para duta edukasi perubahan perilaku (EPP), mulai dari sisi:

  • substansi edukasi
  • strategi edukasi
  • hingga strategi komunikasi yang efektif agar pemberian edukasi kepada masyarakat menjadi tepat sasaran.

"Proses pembekalan diharapkan dapat dilakukan secara berkala," ujar Aris Junaidi, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan pada Pembekalan Duta Edukasi Perubahan Perilaku, Rabu (14/10/2020) dikutip dari laman Ditjen Dikti.

Diharapkan, program ini menjadi pembelajaran sepanjang hayat bagi mahasiswa sekaligus menjadi aplikasi nyata dari Program Kampus Merdeka-Merdeka Belajar.

Satu mahasiswa berdampak luas

Menurut Aris, jika 1 mahasiswa dapat mengubah satu orang saja, maka ini berdampak pada satu keluarga dan seterusnya sehingga terjadi perubahan kolektif.

Hal ini penting dilakukan, sebab sampai saat ini jumlah pasien yang terjangkit Covid-19 terus meningkat. Bahkan tingkat kematian juga sangat tinggi.

Dijelaskan Widyaprada Ahli Utama Kemendikbud, Harris Iskandar yang juga menangani bidang perubahan perilaku Satgas Covid-19, di Indonesia terdapat 10 Provinsi dan 53 Kabupaten/Kota dengan tingkat penyebaran virus tertinggi.

Adapun 10 provinsi tersebut ialah:

  • Sumatera Utara
  • Aceh
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Timur
  • Jawa Tengah
  • Bali
  • Papua
  • Kalimantan Selatan
  • Sulawesi Selatan

Saat ini Covid-19 sudah mengakibatkan 1.077.799 kematian di dunia, 11.935 kematian di Indonesia, termasuk berdasarkan data IDI, 130 dokter dan 93 perawat gugur.

Masyarakat jadi garda terdepan

Untuk itu, perlu adanya perubahan strategi. Yaitu Dokter dan Perawat berada di garda belakang sedangkan masyarakat berada di garis terdepan dalam menghadapi Covid-19.

Harapannya, mahasiswa dan duta perubahan perilaku dapat merubah perilaku dan mindset 17 persen dari total 270 juta penduduk Indonesia. Atau sekitar 45.9 juta masyarakat yang masih percaya dan sangat yakin tidak akan terpapar Covid-19.

Duta perubahan perilaku akan turun ke lapangan dan mengajak masyarakat melakukan 3M yaitu menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak dengan strategi intervensi perilaku.

Perlu diketahui, virus Covid-19 tidak kasat mata. Tetapi dibawa oleh orang-orang terdekat seperti teman, saudara, teman kantor, dan orang terdekat lainnya.

Sehingga masih banyak masyarakat tidak sadar akan bahaya virus tersebut dan rata-rata orang yang terpapar virus ini rentang usia 20-30 tahun.

8 target utama

Oleh karena itu, Duta Konsep perubahan perilaku memiliki tagline yaitu "ingat pesan ibu", karena ibu memiliki otoritas tertinggi di setiap kehidupan individu.

Serta adanya konsep dari psikologi yaitu jika seseorang melakukan sesuatu selama 21 hari dan dilakukan secara konsisten maka di hari 22 sudah menjadi kebiasaan baru.

Dijelaskan terdapat 8 target utama yang harus dilakukan, yaitu:

  1. melindungi kelompok rentan
  2. menekan kasus aktif
  3. meningkatkan 3T (testing, tracing dan treatment)
  4. menciptakan program vaksinasi
  5. meningkatkan ketersediaan reagen, PCR dan APD
  6. melakukan sosialisasi masif
  7. meningkatkan perubahan perilaku
  8. meningkatkan interoperabilitas data

Baca juga: 4 Penemuan Mahasiswa Indonesia, Salah Satunya Juara 1 Tingkat Asia

Dalam hal ini dibutuhkan kerjasama yang baik antara pemerintah, swasta, masyarakat, akademisi, dan media.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com