Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar Unpad: Prevalensi Hepatitis B di Indonesia Masih Tinggi

Kompas.com - 01/11/2020, 14:02 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Hingga kini, jumlah penderita penyakit hepatitis B di Indonesia masih cukup tinggi. Bahkan hal itu juga diakui organisasi kesehatan dunia (WHO).

Dalam diskusi "Satu Jam Berbincang Ilmu (Sajabi)" yang digelar Dewan Profesor Unpad secara virtual, Sabtu (31/10/2020) dibahas mengenai penyakit hepatitis B.

Menurut Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof. Dr. Dwi Prasetyo, dr., Sp.A(K), M.Kes., salah satu kemungkinan tingginya penularan hepatitis B di Indonesia terjadi dari ibu ke bayi.

Ibu dengan HBsAg positif kemungkinan bisa menularkan sekitar 85–90 persen Hepatitis B ke bayi.

Baca juga: Hobi Koleksi Tanaman Hias? Pakar Unpad Beri Tips Merawatnya

"Sembilan puluh persen bayi yang tertular akan mengalami proses menjadi kronis jika tidak ditangani dengan baik," ujar Prof. Dwi dikutip dari laman Unpad, Minggu (1/11/2020).

Perlunya vaksin pasif

Hanya saja, meski sudah ada terapi pengobatan hepatitis, pemberian vaksin pada bayi yang sudah mencapai persentase 90 persen tapi kasus hepatitis B masih tetap tinggi.

Dikatakan Prof. Dwi, beberapa kemungkinannya adalah ibu yang tidak terdiagnosis hingga tidak diberikannya imunoglobulin atau vaksin pasif.

Vaksin pasif merupakan proses vaksinasi untuk memberikan imunitas secara langsung pada tubuh. Namun, harganya mahal.

Untuk itu, penularan hepatitis dari ibu ke bayi harus segera dicegah, caranya:

1. Bayi yang lahir harus segera diberikan vaksin hepatitis B.

2. Bayi yang lahir dari ibu yang terdiagnosishepatitis B harus diberikan vaksin pasif kurang lebih 12 jam setelah lahir.

Waspadai hepatitis C

Tak hanya hepatisi B, tetapi hepatitis C juga menjadi penyakit peradangan hati yang wajib diwaspadai.

Dijelaskan Prof. Dwi, hepatitis C lebih berbahaya dari hepatitis B. Hepatitis C akut dapat berpotensi menjadi kronik sangat besar, yaitu antara 60–80 persen. Berbeda dengan hepatitis B yang memiliki potensi sebesar 10 persen.

Meski demikian, penyakit Hepatitis B dan C kronis sudah bisa disembuhkan. Kini, ketersediaan obat antivirus sudah mulai merata di Indonesia.

Baca juga: Sakit Gigi? Ini 3 Tips Obati Sendiri dari Dosen FKG Unpad

"Obat-obat standar juga sudah dijamin BPJS. Jadi, hepatitis dapat disembuhkan," tutur Prof. Dwi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com