KOMPAS.com - Di era sekarang, kecerdasan identik dengan kemampuan akademik yang mumpuni. Padahal, jika dilihat lebih luas, ada banyak bidang di luar akademis yang membutuhkan kecerdasan maupun keahlian yang berbeda dari tiap individu.
Tokoh pendidikan sekaligus psikolog yang mencetus teori kecerdasan majemuk atau multiple intelligences Howard Gardner berpendapat, ada sembilan tipe kecerdasan pada manusia yang sangat mungkin untuk dikuasai bila diasah dengan baik.
Menurutnya, kecerdasan tak hanya bisa diukur melalui ukuran nilai akademik. Setiap orang bisa memiliki kecerdasan yang majemuk, yakni kecerdasan intelektual (IQ) maupun kecerdasan emosional (Emotional Quotient/EQ).
Baca juga: Berapa Usia Ideal Anak Belajar Bahasa Inggris?
Memahami beragam jenis kecerdasan dapat membantu anak menemukan jurusan yang tepat sesuai kompetensi, membantu calon pekerja menemukan pekerjaan terbaik, serta membantu karyawan berprestasi dalam bidang yang dikuasai.
Merangkum laman Sekolahmu, berikut 9 (sembilan) jenis kecerdasan majemuk manusia:
Ditunjukkan dengan kemampuan menggunakan kata-kata dengan efektif dan menguasai bahasa, baik secara lisan maupun tulisan.
Cara melatihnya adalah sejak dalam kandungan dan setelah lahir anak sering diajak bercakap-cakap, berbicara dengan orangtua, teman sepermainan, menceritakan dongeng dan menyanyikan lagu anak-anak.
Baca juga: Mendikbud Nadiem soal Pengganti UN 2021: Tidak Perlu Bimbel Khusus
Keterampilan berhitung, berpikir logis, serta pemecahan masalah matematika.
Cara melatihnya adalah mengajarkan anak mengelompokkan mainan yang dimiliki, menghitung buah-buahan dan membagikan makanan kecil dan menyebutkan jumlah yang diberikan, mengelompokkan benda mainan seperti dadu berwarna, mainan berbentuk buah dan bunga.
Berkaitan dengan aktivitas fisik, seperti olahraga dan menari. Cara melatihnya ajak anak untuk latihan mencoret dan menggambar garis, lingkaran, melakukan gerakan senam dan menari.
Kemampuan menerjemahkan pikiran atau imajinasi ke dalam bentuk visual. Serta mempunyai daya imajinasi secara tepat.
Baca juga: Beasiswa Belajar Data Science dari DQLab UMN, Terbuka untuk Umum
Cara melatihnya adalah setiap melakukan kegiatan yang berhubungan dengan posisi atau ruang hendaknya orang tua selalu sambil menyebutkan, misalnya “tolong dong, adik letakkan bukunya di atas meja, atau tolong kakak ambilkan buku yang jatuh di bawah meja.”
Sebutkan lokasi ruang, ajarkan si kecil melipat, menggunting, membalik dan menggambar.
Kepekaan terhadap nada, irama, ritme musik. Termasuk kemampuan untuk bernyayi, bersenandung, atau berekspresi menggunakan alat musik.
Cara melatihnya adalah dengan mendengarkan musik dan bernyanyi. Mengajarkan anak menyanyikan lagu-lagu sederhana sesuai usia mereka. Melakukan pekerjaan dengan bernyanyi, misalnya saat mandi dan bangun pagi.
Baca juga: Lowongan Kerja BCA untuk Lulusan D3-S1, Terbuka untuk “Fresh Graduate”