Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Nanti Belajar Tatap Muka Berhasil, Lakukan 5 Hal Penting Ini

Kompas.com - 29/11/2020, 12:01 WIB
Program Pintar,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

Oleh: Ridwan Alatas | Kepala SD Muhammadiyah Sungai Apit, Riau

KOMPAS.com - Keputusan pemerintah untuk membuka kembali sekolah tatap muka pada tahun 2021, menjadi sebuah tantangan bagi pengelola sekolah, terutama dalam menyiapkan pembelajaran tatap muka yang aman dan bermakna.

Hal itu tentu tidak mudah karena di masa pandemi, pembelajaran tatap muka harus menjamin keamanan siswa dan guru.

Kondisi inilah menjadi salah satu tantangan bagi kepala sekolah untuk mencari solusi terbaik. Berikut beberapa kiat yang perlu dipersiapkan sekolah:

1. Lakukan koordinasi

Kewenangan untuk membuka sekolah sekarang ada pada Pemerintah Daerah. Maka sekolah perlu berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan atau untuk madrasah melalui Kemenag agar bisa mendapatkan izin pembelajaran tatap muka.

Sekolah juga perlu mendiskusikan rencana pembukaan sekolah ini dengan komite sekolah sebagai perwakilan orangtua di sekolah. Hal ini dilakukan sebagai upaya mendapatkan dukungan dalam pembukaan sekolah.

Baca juga: Syarat, Fokus, Porsi, dan Ketentuan Belajar Tatap Muka Tahun 2021

2. Jangan lupa: sosialisasi

Sosialisasi ini dilakukan untuk dua tujuan. Pertama, untuk mendengar pendapat orangtua mengenai rencana dibukanya pembelajaran tatap muka di masa pandemi.

Kedua, memastikan orangtua mempersiapkan anaknya untuk mematuhi protokol kesehatan saat kembali belajar di sekolah.

Bila ada orangtua keberatan anaknya belajar tatap muka di masa pandemi ini, maka sekolah perlu bersiap diri mempersiapkan melayani pembelajaran untuk anaknya. Pilihan pembelajaran daring atau luring tetap bisa dilaksanakan.

3. Siapkan sarana dan protokol kesehatan

Kesiapan fisik sekolah seperti sarana sanitasi dan kebersihan, kesiapan menerapkan masker dan memiliki thermogun, fasilitas pelayanan kesehatan, sampai kepada peraturan pembelajaran di sekolah yang terintegrasi dengan kesepakatan dengan orangtua.

Misalnya peraturan mengantar dan menjemput anak, pengaturan jarak tempat duduk, pembatasan jumlah siswa perkelas, dan hal-hal yang berkaitan dengan pengawasan anak di sekolah.

4. Pentingnya simulasi

Simulasi ini harus diikuti kepala sekolah, guru maupun tenaga kependidikan sekolah. Hal ini penting dilakukan sebagai upaya persiapan dalam mempersiapkan mental belajar tatap muka di sekolah. Sekaligus, memastikan protokoler kesehatan dilaksanakan baik warga sekolah.

Sekolah juga harus memiliki pemetaan warga sekolah yang memiliki comorbid atau penyakit bawaan, tidak memiliki akses transfortasi yang aman, sampai pada pemetaan memiliki riwayat perjalanan dari daerah dengan tingkat resiko Covid-19 yang tinggi.

Hal ini perlu dilakukan sebagai upaya pemetaan pencegahan Covid-19 terjadi disaat pembelajaran tatap muka.

Hal ini bisa dilakukan dengan kerja sama bersama puskesmas atau dinas kesehatan setempat. Fungsi tenaga UKS (usaha kesehatan sekolah) harus dioptimalkan untuk memantau siswa mematuhi protokol kesehatan saat berada di sekolah sampai mereka pulang.

Baca juga: Sekolah Ingin Belajar Tatap Muka? Taati 5 Protokol Kesehatan Ini

5. Bentuk satgas belajar tatap muka

Kepala sekolah, guru dan orang tua harus memahami bahwa kegiatan pembelajaran tatap muka di masa pademi tidaklah sama belajar di masa normal.

Hal ini akan besar pengaruhnya terhadap efektifitas belajar dan resiko yang akan dihadapi di saat anak berada di sekolah.

Dalam prosesnya kepala sekolah dapat membentuk tim satgas pembelajaran tatap muka serta tim Monev yang tergabung dalam Tim UKS serta Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah (TPMPS).

Tim ini membuat jadwal siswa yang hadir di sekolah pada waktu dan hari yang ditentukan serta mensinkronkan dengan jadwal pelajaran yang ada. Baik jadwal tatap muka maupun jadwal saat pembelajaran daring.

6. Jadwal terintegrasi

Jadwal yang dipersiapkan harus ada pertimbangan terhadap kesiapan orang tua dalam mengantarkan anak serta menjemputnya kembali di sekolah.

Jadwal pelajarannya harus sinkron dengan pembelajaran daring yang selama ini telah dijadwalkan. Artinya pihak sekolah menyusun jadwal pembelajaran tatap muka yang mengarah kepada pembelajaran yang memerlukan kegiatan siswa seperti praktik maupun uji coba.

Sementara untuk jadwal dan materi pembelajaran daring lebih menekankan kepada pembelajaran teori atau pembelajaran sifatnya tidak memerlukan tatap muka langsung.

Cara ini membuat pembelajaran tatap muka dan pembelajaran daring terintegrasi dengan baik. Resiko anak-anak berkumpul dan bermain juga dapat dikurangi.

Tentunya kita semua berharap pembelajaran tatap muka ini bukan jalan menyiapkan klaster baru Covid-19.

Sekali lagi, sekolah harus aman bagi guru dan siswa.

Sekolah harus melakukan monitoring dan evaluasi atas keterlaksanaan pembelajaran tatap muka yang dipadukan dengan pembelajaran daring sehingga pihak sekolah dan dinas pendidikan memiliki data pelaksanaan pembelajaran tatap muka yang terukur aman dan bermakna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com