KOMPAS.com - Perkembangan teknologi yang amat pesat diiringi dengan lahirnya era Revolusi Industri 4.0 menjadi lahan subur tumbuhnya perusahaan-perusahaan berbasis teknologi.
Sejumlah perusahaan dan industri besar pun kini tengah "bermain" menggunakan Data Besar (Big Data) dan Sains Data (Data Science) untuk melakukan analisis data maupun prediksi-prediksi untuk perkembangan bisnis, industri maupun bidang-bidang lain di masa depan.
Di era revolusi industri 4.0, Data Science menjadi salah satu ilmu yang makin banyak dipelajari karena kebutuhan tenaga kerja praktisi data yang semakin banyak.
Melansir keterangan tertulis DQLab Universitas Multimedia Nusantara (UMN), di Indonesia kebutuhan akan praktisi data mencapai angka 9 juta orang.
Baca juga: Beasiswa Belajar Data Science dari DQLab UMN, Terbuka untuk Umum
Bahkan, Presiden Jokowi menyebut data sebagai kekayaan baru, yang lebih berharga dibanding harga minyak. Sayangnya, besarnya angka kebutuhan tidak diimbangi dengan sumber daya manusia yang ada.
Data Science merupakan ilmu yang memadukan antara ilmu statistika, programming, dan ilmu bisnis.
Sementara itu, data adalah segala sesuatu kumpulan fakta yang dapat diolah menjadi informasi, untuk kemudian bisa dijadikan medium untuk mengambil keputusan.
Data sendiri terdiri dari berbagai jenis, mulai dari yang terstruktur, semi terstruktur, hingga tidak terstruktur.
Baca juga: 5 Kampus Jurusan Ilmu Komputer Terbaik di Indonesia Versi THE WUR 2021
Namun, tidak semua orang mengerti tentang data, terlebih jika tidak terstruktur dan dalam volume besar. Itu mengapa pentingnya Data Science yang berguna dalam proses pengolahan data dan mengubahnya menjadi tampilan yang mudah dipahami semua orang.
Berbicara tentang Data Science, bukan hanya ilmunya saja yang tengah menjadi primadona di kalangan anak muda, melainkan juga dengan profesi-profesinya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.