Kandungan bahan kimia di dalamnya, yaitu senyawa fenol gingerol, shogaol, dan minyak esensial, memiliki nilai lebih tinggi dibanding dua varietas jahe lainnya.
Baca juga: Pakar Unpad: Perlindungan Data Pengguna Harus Dijaga WhatsApp
Senyawa fenol gingerol punya sejumlah manfaat, seperti aktivitas antioksidan, menurunkan kadar kolesterol, hingga memberi pengaruh pada tekanan darah dan detak jantung.
Pembuatan roti jahe merah tidak berbeda dengan roti biasa.
Bedanya, Titin menggunakan tepung jahe merah sebesar 6 persen, dicampur tepung terigu 3 persen, ragi saccharomyces cerevisiae serta bahan baku pembuat roti lainnya.
Ragi pada proses pembuatan roti diperlukan untuk mengembangkan adonan roti.
Enzim pada ragi berfungsi memecahkan karbohidrat menjadi karbon dioksida, kemudian akan membentuk gelembung. Saat proses pemanggangan, gelembung ini akan terdistribusi.
Penambahan tepung jahe ternyata memiliki pengaruh berbeda untuk tingkat pengembangan adonan rotinya.
Dari hasil penelitiannya, Titin menemukan bahwa penambahan tepung jahe merah sebesar 6 persen berpengaruh terhadap karakteristik fisik roti.
"Roti menjadi lebih ringan dan lebih pendek dengan diameter yang lebih kecil," ujar Titin.
Selain itu, meski dipanggang, kadar antioksidan pada tepung jahe masih terjaga, sehingga roti jahe merah memiliki kadar antioksidan yang lebih baik daripada roti biasa.
Baca juga: Guru Besar IPB: Mensos Risma Harus Perbarui Data Penerima Bantuan
"Ini menunjukkan bahwa dengan metode pembuatan yang tepat, kandungan senyawa kimia pada jahe merah masih tetap terjaga," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.