Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Prodi Saintek dan Soshum dengan Keketatan Tertinggi di SNMPTN 2020

Kompas.com - 03/02/2021, 16:13 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Pertengahan bulan ini, pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2021 akan dibuka.

Bagi siswa kelas 12 SLTA tentu harus bersiap diri. Salah satunya ialah memilih PTS dan jurusan kuliah atau prodi apa yang akan diambil.

Tentu hal ini penting dilakukan agar kalian tidak salah pilih jurusan kuliah. Namun juga harus mempertimbangkan tingkat keketatan di prodi dan PTN tersebut.

Melansir akun Instagram Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Rabu (3/2/2021), berikut ini ada informasi bagi calon mahasiswa.

Baca juga: Ini 9 Tahapan Pengisian PDSS untuk SNMPTN 2021

Infonya ialah mengenai 10 Prodi Saintek dan Soshum dengan keketatan tertinggi di SNMPTN 2020. Info bersumber dari Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).

Keketatan persaingan sendiri merupakan perbandingan antara persentase peserta yang diterima dengan jumlah pendaftar.

Contohnya dari total 10.000 perndaftar untuk jurusan Saintek, PTN hanya menerima 100 mahasiswa, maka keketatannya sebesar 100:10.000 yang berarti 1:100 atau 1 persen.

Pada SNMPTN 2020, Teknik Informatika Unpad menjadi prodi yang paling ketat dan banyak diburu calon mahasiswa. Sedangkan untuk soshum yang paling ketat ialah Prodi Manajemen UNJ.

Prodi saintek

10 prodi saintek dengan keketatan tertinggi SNMPTN 2020:

1. Teknik Informatika, Universitas Padjadjaran (1,20 persen).

2. Farmasi, Universitas Diponegoro (1,26 persen).

3. Farmasi, Universitas Sebelas Maret (1,38 persen).

4. Farmasi, Universitas Syiah Kuala (1,61 persen).

5. Kedokteran Gigi, Universitas Diponegoro (1,73 persen).

6. Teknik Informatika, Universitas Hasanuddin (1,80 persen).

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau