Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Cara Ajarkan Anak Toleransi Sejak Dini

Kompas.com - 15/02/2021, 11:03 WIB
Mahar Prastiwi,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia terkenal dengan beragam suku, budaya, dan ras. Keberagaman ini haruslah dikenalkan kepada anak sejak dini. Dengan harapan anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang memiliki toleransi tinggi dengan semua perbedaan di sekitarnya.

Bahkan dalam slogan bangsa Indonesia yakni Bhineka Tunggal Ika juga sudah mempunyai  makna, bahwa meski terdiri dari beragam suku, agama, dan ras, Indonesia harus bersatu dalam naungan NKRI.

Melansir instagram @kemdikbud.ri, keluarga berperan penting dalam mendidik anak untuk membangun pribadi dan karakter setiap individu.

Oleh karena itu, orangtua berperan penting dalam mengajarkan anak tentang sikap-sikap toleransi kepada anak sejak dini.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar anak mengenal keberagaman di sekitarnya dan bisa memiliki rasa toleransi.

1. Mengenalkan keragaman

Indonesia memiliki keberagaman suku, agama, dan budaya. Pengenalan tentang keberagaman ini jika dilakukan kepada anak sejak dini akan menumbuhkan jiwa toleransi pada diri mereka.

Baca juga: Anak Kurang Fokus Saat Belajar di Rumah? Coba Lakukan Tips Ini

2. Mengajarkan anak mencintai dan menghargai perbedaan

Sikap saling menghormati dan menghargai, baik di lingkungan keluarga, pertemanan dan lingkungan masyarakat akan menghindarkan terjadinya diskriminasi pada suatu kelompok masyarakat.

3. Mencontohkan sikap teladan kepada anak

Pada usia di bawah 4 tahun, anak cenderung memiliki sifat egosentris sehingga anak mampu dengan mudah menyerap apa yang dilakukan orangtua maupun orang-orang di sekitarnya.

4. Menjaga sifat toleransi

Jiwa toleransi yang tinggi sangat penting untuk dimiliki anak.

Jika jiwa toleransi sudah tertanam sejak dini, maka anak dapat melawan kefanatikan, rasisme dan prasangka dengan mudah.

Melansir laman, anggunpaud.kemdikbud.go.id agar anak terbiasa dengan perbedaan di sekitarnya, orangtua bisa mengajarkan agar anak tidak membenci perbedaan.

Orangtua juga bisa memberi contoh sederhana, bahwa memiliki rasa benci terhadap perbedaan justru akan membuat hati sedih dan menyakiti hati orang lain.

Kemudian anak diajak berandai-andai jika dia dibenci orang. Dengan begitu anak akan lebih berempati terhadap orang lain.

Baca juga: Sering Bertengkar di Depan Anak? Ini Dampaknya Menurut Sosiolog UGM

Meski masih kecil, anak sudah paham dengan perbedaan di sekitarnya. Termasuk perbedaan agama yang dianut oleh orang terdekat mereka. Orangtua bisa memberi contoh. Jangan hanya memberitahunya lewat kata-kata saja.

Misalnya jika bertemu seseorang menggunakan simbol agama tertentu atau seseorang yang memiliki warna kulit berbeda, jangan memandangnya dengan penuh keanehan. Apalagi mengatakan sesuatu yang bernada kebencian dan ledekan.

Perlu diingat bahwa orang tua adalah contoh bagi anak. Bersikaplah seperti biasa dan jika anak bertanya, berikan penjelasan yang bijaksana.

Orangtua juga jangan berhenti mengingatkan pada anak bahwa sikap toleransi itu sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Kenalkan Pendidikan Seks pada Anak Melalui Lagu Lindungi Diri

Jika tidak ada sikap toleransi, banyak orang yang akan bermusuhan dan saling membenci. Sikap toleransi dan intoleransi dapat dipelajari. Jika orangtua takut akan perbedaan, anak-anak pun akan mengikutinya. Dengan mengenalkan keberagaman di sekitar sejak dini, hal itu bisa melawan kefanatikan, rasisme, dan prasangka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com