Oleh: Diannita Ayu Kurniasih I Guru SDN 2 Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah
KOMPAS.com – Masalah yang kadang muncul dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) adalah siswa yang turun minatnya mengikuti pembelajaran. Mereka kurang respons dan jarang mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.
Untuk mengatasinya, guru dapat menerapkan metode pembelajaran berdiferensiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberi keleluasaan pada siswa untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa tersebut.
Menurut Tomlinson (2000), pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap siswa.
Pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya berfokus pada produk pembelajaran, tapi juga fokus pada proses dan konten. Metode ini dapat diterapkan hampir pada semua mata pelajaran.
Sebagai contoh, saya pernah memberikan materi IPS dengan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi.
Saya menugaskan siswa untuk belajar pemanfaatan sumber daya alam di lingkungan sekitar agar dapat jadi sumber makanan. Tugas ini secara tidak langsung dapat mengarahkan siswa yang berpotensi dan belajar sesuai dengan minatnya.
Baca juga: Akibat PJJ, KPAI: Ancam Siswa Putus Sekolah dan Nikah Lebih Dini
1. Diferensiasi materi pembelajaran
Jika fokus pada konten, maka siswa punya kebebasan untuk menentukan sumber daya alam di sekitarnya untuk diolah jadi sumber makanan.
Guru akan memberikan lembar kerja (LK) berisi tabel panduan dan contoh langkah-langkah yang harus dilakukan siswa ketika ingin membuat makanan berdasarkan bahan-bahan yang mereka pilih.
2. Diferensiasi proses
Guru dapat memberikan siswa kebebasan untuk mengolah sumber daya alam yang telah dipilihnya. Siswa dapat menggoreng, mengukus, merebus atau proses lain untuk mengubahnya menjadi makanan.
Setelah itu siswa ditugaskan untuk menulis bagaimana dia menyusun rencana, jadwal pengolahan, dan pengawasan terhadap produk yang akan dihasilkan di dalam LK.
3. Diferensiasi produk
Diferensiasi produk akan tampak dari produk yang dihasilkan siswa. Produk ini beragam jenisnya karena bahan dan proses yang digunakan juga beragam.
Guru dapat meminta orangtua atau saudara untuk menilai produk yang dibuat siswa. Penilaian dapat meliputi rasa, inovasi, dan bentuk.
Meskipun konten, proses, dan produk yang dihasilkan beragam, namun guru punya acuan penilaian yang seragam. Acuan penilaian dalam pembelajaran ini meliputi penilaian sikap yang dilihat dari sikap tanggung jawab, disiplin, dan kerja keras siswa.
Penilaian pengetahuan tergambar dari cara siswa menjelaskan proses menghasilkan suatu produk sedangkan penilaian keterampilan tergambar dari proses dalam menghasilkan produk makanan yang bahannya berasal dari lingkungan sekitar siswa.
Baca juga: PJJ Berkepanjangan, Pengamat Pendidikan UGM Khawatirkan Learning Loss
Melalui pembelajaran berdiferensiasi, sikap toleransi dapat muncul dengan pemberian keleluasaan bagi siswa untuk mengembangkan potensi. Guru tidak membatasi bahan dasar, proses, dan produk yang dihasilkan siswa.
Namun, guru juga tidak membebaskan semuanya sehingga pembelajaran terkesan ambyar. Guru tetap mengontrol pembelajaran dengan memberikan LK yang sama bagi semua siswa.
Selain itu, siswa juga jadi lebih aktif ketika belajar. Siswa mengalami langsung apa yang sedang mereka pelajari. Mereka juga jadi lebih sering berinteraksi dengan orangtua untuk membantu dan mengevaluasi apa yang sudah mereka pelajari bersama gurunya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.