BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Jakarta Intercultural School

Menumbuhkan Pemikiran Kritis, Upaya JIS Memberdayakan Perempuan Melalui Pendidikan

Kompas.com - 08/03/2021, 18:44 WIB
Alek Kurniawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.comHari Perempuan Internasional diperingati pada 8 Maret setiap tahunnya. Tahun ini, hari itu jatuh pada Senin (8/3/2021).

Melihat riwayatnya, Hari Perempuan Internasional dirayakan pertama kali lebih dari seabad yang lalu, tepatnya pada 1911. Hari bersejarah ini bukanlah sekadar peringatan semata, melainkan ada sejarah panjang dan makna mendalam yang mengikutinya.

Adapun tujuan utama diperingatinya Hari Perempuan pada masa lampau adalah untuk merayakan pencapaian kaum hawa di berbagai bidang, seperti sosial, ekonomi, budaya, politik, dan pendidikan. Hari perempuan juga menjadi seruan untuk memperjuangkan kesetaraan gender pada masa itu.

Kini, 110 tahun berselang, banyak pencapaian dan kemenangan yang dirasakan manfaatnya oleh kaum perempuan zaman sekarang. Pada sektor pendidikan, misalnya, seluruh perempuan tanpa terkecuali dapat menuntut ilmu setinggi-tingginya tanpa ada aturan yang membatasi.

Selain itu, berbagai lembaga pendidikan juga terus berupaya guna memberdayakan perempuan sejak usia dini. Salah satunya seperti yang dilakukan Jakarta Intercultural School (JIS).

Baca juga: Pemenuhan Kebutuhan Akademik dan Sosial-emosional Jadi Fokus JIS dalam Pembelajaran Digital

Semenjak didirikan 70 tahun yang lalu, JIS selalu memberikan berbagai kesempatan pada siswa-siswinya untuk belajar menumbuhkan pemikiran kritis, kemandirian, dan kepercayaan diri.

JIS Head of School Dr Tarek Razik mengatakan, semua pelajar di JIS diperlakukan sebagai individu dengan potensi yang setara tanpa memandang gender atau latar belakang budaya.

“Kami memahami kebutuhan yang diperlukan untuk memberdayakan perempuan agar menjadi lebih baik dan setara di lingkungan masyarakat. Pendidikan memainkan peran yang sangat kuat dalam tugas ini,” ujar Dr Tarek Razik dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com, Kamis (4/3/2021).

Setiap pelajar, lanjutnya, memiliki keunikan masing-masing. Mereka juga memiliki harapan, tujuan, minat, dan kekuatan sendiri untuk terus berkembang.

“Tugas kami di JIS adalah membimbing mereka. Salah satu caranya dengan memberikan kebebasan untuk memilih mata pelajaran serta disiplin ilmu yang luas dan beragam sesuai minat,” jelas Dr Tarek Razik.

Allison, siswi lulusan angkatan 2020 yang mengemban ilmu di JIS sejak sekolah dasar merasakan kebebasan untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri dalam semua proses pembelajaran.DOK. JAKARTA INTERCULTURAL SCHOOL Allison, siswi lulusan angkatan 2020 yang mengemban ilmu di JIS sejak sekolah dasar merasakan kebebasan untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri dalam semua proses pembelajaran.

Potensi yang tidak terbatas

Bagi pelajar, apa yang diupayakan JIS terasa betul manfaatnya. Kebebasan untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri tersebut dirasakan oleh Allison, siswi lulusan angkatan 2020 yang mengemban ilmu di JIS sejak sekolah dasar.

Berbagai aktivitas yang ditawarkan di JIS, baik akademik maupun ekstrakurikuler, memungkinkan Allison untuk mengeksplorasi minatnya tanpa batasan dan menemukan apa yang ingin ia pelajari setelah lulus.

“Perempuan di seluruh dunia memiliki kemampuan yang tidak terbatas. Namun, peluang mereka terbatas karena kurangnya pendidikan berkualitas. Padahal, pendidikan berkualitas bagi anak perempuan sangat penting dalam membentuk masyarakat yang setara,” kata Allison.

Perempuan yang saat ini mengambil studi double degree pada jurusan manajemen perhotelan dan ilmu pangan di Cornell University itu mengatakan, program service learning yang disediakan JIS menjadi salah satu jembatan ia bisa terus mengembangkan diri.

Baca juga: Hadapi Revolusi Industri 4.0, Dunia Pendidikan Harus Bagaimana?

Service learning memberikan kesempatan bagi pelajar untuk membantu kelompok-kelompok kurang mampu di seluruh Indonesia. Program ini juga membuat Allison sadar bahwa tidak setiap perempuan seusianya menerima kesempatan seperti yang ia miliki.

“Saya sangat bersyukur bisa belajar di JIS sebagai seorang perempuan. Sebab, pelajaran dan pengalaman yang telah saya terima mengarahkan saya ke arah yang benar untuk menciptakan perubahan di dunia ini,” ujar Allison.

Manuela, salah seorang alumnus JIS lainnya yang kini menempuh pendidikan di Harvard University sependapat dengan Allison. Menurutnya, JIS selalu mendorong seluruh pelajar untuk menghadapi tantangan dan meraih peluang demi masa depan yang cerah.

“JIS telah mempersiapkan saya untuk masuk universitas dengan berbagai cara. Pada tahap awal, terkait proses aplikasi ke universitas, JIS membantu saya dengan perantara konselor. Saya merasa didukung, dipahami, dan dibimbing secara menyeluruh,” jelas perempuan yang juga mengambil double degree pada jurusan biologi molekuler dan ilmu komputer.

Sebagai informasi, program konseling di JIS mendukung dan menangani kebutuhan akademik, karier, serta sosial para pelajar.

Manuela, siswi JIS lulusan angkatan 2020 mengatakan, JIS memberikan pemahaman untuk menghargai keseimbangan dalam hidup. Semua keterampilan yang diberikan pun berguna untuk diterapkan di universitas dan lingkungan masyarakat.DOK. JAKARTA INTERCULTURAL SCHOOL Manuela, siswi JIS lulusan angkatan 2020 mengatakan, JIS memberikan pemahaman untuk menghargai keseimbangan dalam hidup. Semua keterampilan yang diberikan pun berguna untuk diterapkan di universitas dan lingkungan masyarakat.

Untuk mendapatkan hasil optimal, tim konseling juga bekerja secara kolaboratif dengan orang tua, guru, dan administrator guna mendorong pembelajaran serta pertumbuhan pribadi semua pelajar.

Tak hanya itu, JIS juga telah mengajari Manuela untuk menjadi pribadi yang tangguh dan cerdas.

“JIS memberikan pemahaman untuk menghargai keseimbangan dalam hidup. Saya yakin, semua keterampilan yang diberikan itu sangat berguna untuk diterapkan di universitas maupun di lingkungan masyarakat,” kata Manuela.

Perlu diketahui, Allison dan Manuella merupakan dua dari enam lulusan JIS angkatan 2020 yang diterima di Ivy League University. Dari keenam pelajar tersebut, lima di antaranya adalah perempuan.

Ivy League University sendiri adalah sebuah asosiasi yang terdiri dari delapan universitas top di Amerika Serikat yang meliputi Brown University, Columbia University, Cornell University, Dartmouth College, Harvard University, University of Pennsylvania, Princeton University, dan Yale University.

Dengan segala upaya pemberdayaan yang telah dilakukan secara konsisten, tak heran bila JIS menghasilkan lulusan yang memiliki wawasan luas dan berkepribadian baik.

Selamat memperingati Hari Perempuan Internasional!


komentar di artikel lainnya
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com