Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa Terpapar Covid-19, Nadiem: Belajar Tatap Muka Dihentikan

Kompas.com - 30/03/2021, 13:39 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Mendikbud Nadiem Makarim menyatakan, SKB 4 Menteri telah memutuskan bagi guru dan tenaga kependidikan di sekolah sudah melakukan vaksinasi, maka bisa membuka belajar tatap muka.

Namun, apabila saat penerapan ada siswa atau siswi yang terpapar Covid-19, maka belajar tatap muka harus dihentikan.

Baca juga: Mendikbud: Semua Sekolah Wajib Sudah Belajar Tatap Muka di Juli 2021

"Penutupan sekolah bakal terus dilakukan hingga sekolah dinyatakan nol kasus. Kalau sudah tidak, tetap belajar tatap muka terbatas," ucap Nadiem secara daring, Selasa (30/3/2021).

Dia menyatakan, belajar tatap muka sudah bisa dilakukan mulai saat ini.

"Bukan ditetapkan di Juli 2021, tapi harapannya semua sekolah sudah belajar tatap muka di Juli 2021," ungkap dia.

Setiap sekolah yang membuka belajar tatap muka, bilang dia, tetap wajib memenuhi daftar periksa dan menerapkan protokol kesehatan.

Menurut dia, pemerintah pusat bersama pemerintah daerah (Pemda) dan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) mempunyai andil dalam mengawasi pelaksanaan belajar tatap muka terbatas.

Belajar tatap muka di sekolah, bilang dia, sangat bergantung pada kasus Covid-19 di sekolah.

Baca juga: SKB 4 Menteri: Guru Sudah Vaksinasi Wajib Buka Belajar Tatap Muka

"Bukannya kita mewajibkan tatap muka, tapi kalau ada infeksi Covid-19 di dalam sekolah itu tidak ada penutupan. Tidak, itu salah. Kalau ada infeksi harus ditutup kembali," jelas Nadiem.

Kapasitas belajar tatap muka di sekolah

Kapasitas belajar tatap muka di sekolah juga tidak sampai 100 persen, yakni hanya 50 persen.

Jadi, sekolah juga harus memberikan program pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Apalagi, dia menegaskan, ketentuan belajar tatap muka ada ditangan orangtua.

"Jadi orangtua yang bisa memilih, apakah anaknya belajar tatap muka atau tetap PJJ dari rumah," terang Nadiem.

Guru jadi prioritas vaksinasi

Asal tahu saja, Nadiem pernah menyebut, guru dan tenaga kependidikan menjadi prioritas vaksinasi tahap kedua.

Karena siswa dan siswi sudah terlalu lama tidak belajar tatap muka di sekolah.

"Jadi esensinya itu, sekolah merupakan salah satu sektor yang sampai sekarang belum tatap muka. Dan risiko dari PJJ yang terlalu lama itu sangat besar," sebut dia.

Baca juga: Mendikbud Bidik Vaksin 5 Juta Guru Selesai di Akhir Juni

Karena risiko PJJ itu sangat besar untuk siswa, makanya Kemendikbud mengambil tindakan cepat dan gesit, agar guru dan tenaga kependidikan bisa memperoleh vaksinasi.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau