Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan-perempuan Hebat dalam Sejarah Indonesia

Kompas.com - 26/04/2021, 09:00 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Ibu pertiwi telah berhasil melahirkan perempuan-perempuan hebat dari beragam suku dan budaya. Raden Ajeng Kartini merupakan satu dari banyak pahlawan perempuan Indonesia yang berkat pemikirannya membuat emansipasi wanita kian meluaskan peran perempuan.

Seperti yang diberitakan Kompas.com sebelumnya, Rabu (21/4/2021) Kartini juga menyampaikan harapannya tentang perempuan yang berjuang untuk masyarakat luas. Surat itu ditulis pada 25 Mei 1899.

"Saya ingin sekali berkenalan dengan seorang 'gadis modern', yang berani, yang mandiri, yang menarik hati saya sepenuhnya. Yang menempuh jalan hidupnya dengan langkah cepat, tegap, riang, dan gembira, penuh semangat dan keceriaan."

Baca juga: Ponpes Kebon Jambu Al-Islamy, Cetak Ulama yang Memuliakan Perempuan

"Gadis yang selalu bekerja tidak hanya untuk kebahagiaan dirinya saja, tetapi juga berjuang untuk masyarakat luas, bekerja demi kebahagiaan banyak sesama manusia."

Demikian dikutip dari buku Surat-surat Kartini. Renungan tentang dan untuk Bangsanya (1979) yang diterjemahkan Sulastin Sutrisno.

Merangkum laman Zenius Education, berikut sosok perempuan hebat Indonesia lainnya, perempuan-perempuan kuat, penuh ajaran, dengan cita-cita tinggi dan beragam dedikasi.

1. Dewi Sartika

Raden Dewi Sartikakemdikbud.go.id Raden Dewi Sartika

Pendiri sekolah khusus perempuan bumiputera pertama di Hindia Belanda. Atas jasanya tersebut, pemerintah Hindia Belanda menganugerahi perempuan kelahiran Jawa Barat ini medali Orde van Oranje-Nassau.

Baca juga: Universitas Pertahanan RI Buka Beasiswa S2-S3, Bebas Biaya Kuliah

2. Rahmah El Yunusiyah

Rahmah mendirikan madrasah Diniyah Putri atau sekolah Islam khusus perempuan pertama di Indonesia saat masih berusia 23 tahun. Perempuan kelahiran Sumatera Barat ini juga dikenal sebagai perempuan pertama yang diberi gelar kehormatan Syekhah oleh Universitas Al-Azhar Mesir atas ide dan pemikirannya.

3. Roehana Koeddoes

Kakak dari Sultan Syahrir ini merupakan wartawan perempuan pertama di Indonesia. Tak hanya menjadi wartawan, Roehana juga aktif di dunia pendidikan dengan mendirikan sekolah.

4. SK Trimurti

SK Trimurtiwikipedia SK Trimurti

Bersama pasangannya, Sayuti Melik, SK Trimurti yang merupakan seorang jurnalis mendirikan majalah Pesat. Selain aktif di dunia pers, SK Trimurti juga merupakan Menteri Perburuhan (sekarang disebut Menteri Ketenagakerjaan) pertama di Indonesia.

5. Rasuna Said

Rasuna Said adalah tokoh pergerakan yang m

Rasuna SaidKompas.id Rasuna Said
emperjuangkan hak-hak perempuan. Ia juga pernah tercatat sebagai anggota DPR-RIS dan Dewan Pertimbangan Agung. Pada 1974, Rasuna Said ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.

Baca juga: Mengenal Nunchi, Rahasia Hidup Bahagia dan Sukses dari Korea

6. Maria Ulfah

Maria Ulfah adalah perempuan Indonesia pertama yang lulus dengan gelar meester in de rechten (Mr) atau sarjana hukum pada usia 22 tahun. Ia juga dikenal sebagai menteri perempuan pertama dalam Kabinet Sjahrir II. Saat dilantik menjadi Menteri Sosial pada 1946, Maria baru berusia 34 tahun.

7. Malahayati

Malahayati yang bernama lengkap Keumalahayati adalah Laksamana Laut pertama di Indonesia. Ia sempat mengecap pendidikan di Akademi Militer Mahad Baitul Maqdis. Ia gugur saat bertempur melawan pasukan Portugis di Perairan Selat Malaka.

8. Martha Christina Tiahahu

Patung Martha Christina Tiahahu di Kota Ambon, Maluku. BARRY KUSUMA Patung Martha Christina Tiahahu di Kota Ambon, Maluku.

Martha baru berusia 17 tahun saat terjun langsung dalam medan perang melawan Belanda. Meski sangat muda, ia dikenal sebagai gadis pemberani dan konsekuen terhadap cita-cita perjuangannya. Resmi diakui sebagai Pahlawan Nasional pada 1969.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com